Soal Dana Kompensasi Warga Burangkeng, Kadis DLH Kabupaten Bekasi Sebut Masih Dalam Proses

Pengerukan sampah dilakukan petugas UPTD TPA Burangkeng dengan menggunakan sejumlah alat berat. Sampah-sampah tersebut lalu dipindahkan ke area yang masih memadai.

terkenal.co.id – Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) merespon soal warga Burangkeng Bekasi yang mempertanyakan dana kompensasi bau Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Hal tersebut ditanggapi oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi Doni Sirait menjelaskan masih dalam proses, ia menyampaikan agar warga berharap sabar menunggu pencaira dana kompensasi tersebut.

“Masih di proses dokumennya di setda mas, sebelum naik dan ditandatangani Pj Bupati Bekasi,” kata dia saat dihubungi pada Selasa (8/8/2023).

“Kami juga sedang menunggu,” sambung dia.

https://terkenal.co.id/read/news/22420/warga-burangkeng-pertanyakan-dana-kompensasi-bau-hingga-7-bulan-belum-cair/

Persoalan tersebut, Kadis DLH menyarankan agar koordinasi kepada bidang terkait agar terus dimonitoring informasi upadatenya.

“Silahkan hubungi kabidnya untuk lebih jelasnya,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, data yang dihimpun terkenal.co.id, terdapat 2000 KK yang menjadi penerima dana kompensasi dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi.

Namun terhitung hampir memasuki 7 bulan, masyarakat Burangkeng belum menerima uang kompensasi tersebut.

Menyikapi hal tersebut, warga sekitar mempertanyakan mengenai uang kompensasi yang hingga sampai saat ini tak kunjung turun.

Akum Akbar Ketua RW 01 Desa Burangkeng merasa heran akan hal tersebut.

Akum mengaku dirinya heran terkait lambatnya pencairan dana kompensasi bau tersebut.

“Kenapa dari tahun ke tahun dana kompensasi bau selalu terlambat turunnya, apakah keterlambatan itu karena dana tersebut belum dicairkan Pemkab Bekasi ke Pemdes Burangkeng atau sudah dicairkan tapi belum juga diberikan oleh Pemdes Burangkeng,” terangnya.

Lebih lanjut, Akum mengaku bahwa dirinya kerapkali mendapat pertanyaan dari warga mengenai hal tersebut hingga Akum merasa kebingungan untuk menjawab berbagai pertanyaan yang muncul.

“Padahal hampir setiap hari warga selalu menanyakan kepada saya baik langsung maupun via WhatsApp kok duit bulog (kompensasi bau red belom turun) dan saya gak bisa jawab karena saya juga gak tau kenapa belom turun,” tandasnya.

Laporan: Die

Editor: Misbahul Anam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup