Efek Sering Nonton Serial Layangan Putus Sang Pacar Semakin Posesif

Reza Rahadian dan Putri Marino. (MD PICTURES)

Serial Layangan Putus  mencuri perhatian masyarakat. Setiap episode dari serial ini selalu ada saja yang membuat viral di media sosial.

Tak jarang muncul pengakuan di media sosial berupa curhatan suami karena Layangan Putus membuat istri mereka semakin posesif. Tak hanya itu, kaum muda berstatus pasangan pacar pun sama hal nya.

Diketahui, Layangan Putus merupakan serial yang menceritakan perselingkuhan kehidupan rumah tangga Aris dan Kinan.

Diperankan oleh Reza Rahadian, Putri Marino, dan Anya Geraldin, Layangan Putus sukses membuat masyarakat kerap dibuat geram oleh sikap nya Aris.

Fenomena Layangan Putus membuat banyak istri menaruh kecurigaan pada suaminya.

Bukan tanpa alasan, umumnya rasa curiga ini muncul karena perempuan memiliki kekhawatiran tertentu.

Melansir dari Psychology Today, kecurigaan yang dimiliki istri terjadi karena adanya rasa tidak aman yang lebih besar, kecemasan, hingga kecemburuan kronis. 

Ada beberapa tanda yang menunjukkan jika Kawan Puan memiliki kecurigaan pada suami. 

Emosi negatif secara terus-menerus kepada pasangan dan selalu ingin tahu aktivitasnya bisa jadi tanda kamu merasa khawatir dengan hubungan yang ada. 

Memata-matai penggilan telepon, pesan, dan email pasangan hingga mengecek mutasi rekening adalah tanda kecurigaan kronis. 

Kecurigaan ini akan semakin menjadi ketika Kawan Puan menemukan sebuah kejanggalan.

Seperti pasangan yang selalu pulang malam atau menemukan pesan yang tidak wajar dari orang lain.

Kecurigaan memiliki dinamika ekspansi. Benih awal keraguan tentang kesetiaan pasangan yang memunculkan ruang lingkup ketidakpastian lebih besar.

Tak hanya itu, kecurigaan juga memberikan perhatian ekstra pada pasangan. Bahkan jika kecurigaanmu belum menemukan jawaban, kamu akan terus berusaha mencarinya. Intinya, rasa tidak aman menjadi penyebab mengapa kecurigaan meningkat kepada pasangan dan Layangan Putus menjadi pemicunya. 

Sumber: Parapuan dan Psychology Today

Editor: Ardi Priana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup