OPINI: Memilih Pemimpin yang Memberi Tauladan

Mohammad Hatta/Istimewa

SALAH SATU kunci untuk memperkuat demokrasi adalah dengan membangun budaya demokrasi yang mengakar. Tentu dibutuhkan tauladan dari seorang pemimpin agar terjadi transformasi budaya politik di tanah air.

Secara umum, pemimpin yang ideal dalam membangun budaya demokrasi adalah pemimpin yang berintegritas, bermoral, dan berwawasan luas.

Pemimpin yang berintegritas memiliki kejujuran, konsistensi, dan komitmen yang tinggi terhadap nilai-nilai demokrasi.

Pemimpin yang berbasis pada moralitas memiliki rasa keadilan, kesetaraan, dan kepedulian terhadap rakyat.

Pemimpin yang punya wawasan luas memahami sejarah, budaya, dan politik Indonesia, serta memiliki pengetahuan tentang demokrasi di negara lain.

Pemimpin dengam kriteria seperti itulah yang diharapkan bisa membawa transformasi budaya politik. Kalau kata Pak Ustad Ade mah Minadzulumati Ilannuur (dari kegelapan menuju dunia yang terang), atau kata Dosen Eksentrik era tahun 90-an, Pak Ernan Arno Amsari, Aufklarung alias Enlightenment.

Jika dikaitkan dengan Pilpres 24 yang sudah di depan mata, saya sebagai orang awam mungkin boleh berharap para pemilik hak pilih kita bisa memilih kandidat yang bisa membimbing dan memberi tauladan menuju masyarakat dengan budaya politik tercerahkan.

Setidaknya, kandidat seperti itu bisa dilihat dari prilakunya yang menghormati konstitusi dan hukum. Mereka tidak bertindak sewenang-wenang dan selalu mengikuti aturan yang berlaku.

Sang kandidat juga selalu menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi seperti toleransi, musyawarah mufakat, dan penghargaan terhadap perbedaan pendapat.

Dia lapang dada dalam menerima kritik dan mau menggunakan kritik dari orang lain untuk memperbaiki diri.

Tutup