Menilik Kampung Adat Jalawastu, Kepingan Surga di Kabupaten Brebes

Kampung Adat Jalawastu Kabupaten Brebes Jawa Tengah (Foto: Humas Brebes)

terkenal.co.id  – Kampung Jalawastu merupakan salah satu kampung yang terletak di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Kampung Jalawastu dikenal sebagai kampung yang hingga kini masih terus mempertahankan adat dan kebudayaan lokal.

Warga kampung Jalawastu berpegang teguh pada adat istiadat yang masih dipercaya.

Adapun adat Istiadat tersebut yakni dimana rumah warga kampung ini dibangun tanpa menggunakan semen dan keramik.

Kampung Jalawastu sendiri berlokasi di wilayah Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Kampung Jalawastu terletak di Desa Ciseureuh, berada sekitar 70 km ke arah barat daya dari pusat kota Brebes.

Kampung Jalawastu memiliki salah satu upacara maupun tradisi yang hingga kini masih dijaga kelestariannya dalam bentuk upacara adat.

Upacara adat yang biasa dilakukan oleh warga kampung Jalawastu in sebagai upacara Adat Ngasa.

Warga masyarakat Kampung Jalawastu rutin melaksanakan upacara Adat Ngasa setiap Selasa Kliwon pada Mangsa Kesanga (kesembilan dalam kalender Jawa) setahun sekali.

Ritual upacara Adat Ngasa ini digelar dari kaki Gunung Kumbang dan Gunung Sahara untuk nanti dilanjutkan doa serta makan bersama.

Kampung Jalawastu ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) kategori situs adat pada Selasa, 10 Maret 2020.

Perayaan Adat Upacara Ngasa ini dimulai pada pukul 06.00 WIB dengan diawali masyarakat Jalawastu berjalan menuju Pesareaan Gedong.

Upacara adat Ngasa dipimpin langsung oleh pemuka adat dengan mengenakan pakaian putih kemudian diikuti ibu-ibu yang membawa makanan untuk nantinya disajikan pada prosesi upacara adat.

Puncak ritual adat Ngasa dipimpin oleh tiga pemuka adat dengan pembacaan doa yang dilafalkan menggunakan bahasa Sunda-Brebes.

Usai pembacaan doa, dilanjutkan acara makan bersama dengan hidangan yang sudah di persiapkan oleh ibu-ibu.

Pada upacara adat Ngasa ini juga dimeriahkan berbagai kesenian tradisional yang berkembang di daerah setempat.(*)

Editor : Mishbahul Anam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup