Musim Libur Lebaran, IDI: Waspada Penyebaran Flu Singapura

Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat ada 6.100-an kasus HFMD dari awal hingga akhir Maret 2024. Sebagian besar kasus terjadi pada usia anak dan sedikit sekali pada orang dewasa. FOTO: Istimewa

terkenal.co.id – Kasus penyakit Hand, Foot, Mouth Disease (HFMD) atau Penyakit Tangan Kaki Mulut (PTKM) yang orang awam kenal dengan istilah flu Singapura pada awal tahun ini menjadi sorotan di Indonesia.

Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat ada 6.100-an kasus HFMD dari awal hingga akhir Maret 2024. Sebagian besar kasus terjadi pada usia anak dan sedikit sekali pada orang dewasa.

Kasus HFMD terbanyak ada di Pulau Jawa. Ditilik per provinsi tertinggi adalah Jawa Barat (2.100), Banten (1.100) disusul DI Yogyakarta (561).

Melihat ada tren ada peningkatan kasus di tiga bulan pertama 2024, anggota Bidang Penanggulangan Penyakit Menular PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Erlina Burhan mengimbau orang tua untuk lebih waspada saat libur Lebaran mendatang.

“Ini (flu Singapura) menyerang banyak anak-anak. Walau pun pada orang dewasa ada, tapi dewasa sedikit, yang banyak adalah anak-anak,” ujar Erlina dilansir CNNIndonesia.com, Jumat (5/4/24).

Erlina memprediksi, penyebaran flu Singapura meningkat selama musim libur Lebaran karena anak-anak cenderung bermain dan berinteraksi secara dekat. Hal ini, lanjutnya, bisa memperbesar risiko penularan.

Penularan lewat kontak saat bermain ini terutama berpotensi terjadi saat ada lesi merah di tangan atau kaki pecah. Cairan dari lesi itu bersentuhan dengan anak lainnya.

“Karena anak-anak ini, kan, senangnya bermain, ya. Mereka biasanya kontak erat bersentuh-sentuhan. Nah, ini kalau lentingnya pecah, cairannya itu mengenai anak yang lain, itu bisa saja terjadi penularan,” ungkapnya.

Sebagai informasi, flu Singapura sendiri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Coxsackievirus strain A16.

Virus ini bisa dengan mudah menyebar melalui droplet, kontak langsung, dan benda-benda yang telah terkontaminasi.

Adapun gejala virus ini seperti demam, nyeri tenggorokan, batuk, dan ruam merah yang khas pada telapak tangan, kaki, dan rongga mulut.

Editor: Wilujeng Nurani

 

 

Tutup