Simak! Begini Sebabnya Google Pecat Ratusan Karyawan
Perusahaan raksasa teknologi, Google melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) ratusan karyawan di berbagai unit.
Dilansir Reuters, Google menyebut PHK karyawan itu terjadi di unit voice assistant dan unit perangkat keras yang bertanggung jawab atas Pixel, Nest, dan Fitbit serta sebagian besar orang di tim augmented reality (AR).
Sedangkan pendiri Fitbit yaitu James Park dan Eric Friedman juga ikut hengkang dari Google seiring dengan PHK ratusan karyawan tersebut. Diketahui Fitbit adalah produsen perangkat jam pintar yang telah diakusisi Google.
Langkah Google melakukan PHK atas ratusan orang adalah kelanjutan dari perubahan struktur organisasi yang telah berlangsung sejak pertengahan 2023.
“Sepanjang paruh kedua tahun 2023, sejumlah tim melakukan perubahan untuk menjadi lebih efisien dan bekerja lebih baik, serta menyelaraskan sumber daya mereka dengan prioritas produk terbesar. Beberapa tim terus melakukan perubahan organisasi semacam ini, yang mencakup beberapa peran penghapusan secara global,” kata juru bicara Google dikutip Kamis (11/1/2024).
Jubir Google tidak memerinci jumlah pasti karyawan yang terkena PHK, namun perusahaan melakukan reorganisasi tim tertentu lantaran perusahaan teknologi seperti Microsoft dan Google yang yang bertaruh untuk meningkatkan adopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) generatif menyusul keberhasilan ChatGPT OpenAI.
Diketahui, pada Oktober lalu, Google mengumumkan rencana menambahkan fitur AI generatif dari chatbot Bard ke asisten virtual Google. AI akan memungkinkan Google Assistant untuk melakukan hal-hal seperti membantu orang dan merencanakan perjalanan serta menerima email.
Pada bulan Januari 2023, Alphabet yang merupakan induk usaha Google mengumumkan rencana untuk memangkas 12.000 pekerjaan, setara dengan 6% dari tenaga kerja globalnya.
Perubahan arah di bisnis Google disebut terkait dengan tren pengembangan teknologi AI atau kecerdasan buatan. Hampir semua perusahaan teknologi raksasa dari seluruh dunia berlomba menerjemahkan teknologi AI generatif ke sebuah produk baru yang menguntungkan.
Sumber: Beritasatu.com