JAKARTA – Komunitas Reog Ponorogo (KRP) Jabodetabek, menggelar aksi di Patung Kuda Monas Jakarta, Jum’at (22/4/2022) pihaknya mendesak reog segera menjadi warisan budaya tak benda (intangiblecultural heritagen/ICH) yang diakui Organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO).
“Saya sebagai pribadi yang pernah ke luar negeri berkali-kali membawa nama reog ponorogo, alhamdulillah pada sore hari ini kita muncul,” kata Wakil Ketua Komunitas Reog Ponorogo (KRP) Jabodetabek Suparno Nojeng.
Dia mengatakan Menteri terkait bisa mewujudkan reog untuk memperjuangkan bisa ditetapkan di UNESCO.
“Seniman kita harus berbesar hati. Tetapi mohon maaf mudah-mudahan mudah-mudahan dengan adanya aksi ini menteri terkait bisa mewujudkan untuk segera diakui UNESCO,” ucapnya.
Suparno menjelaskan seharusnya pejabat lebih peduli terhadap pelastarian budaya Indonesia yang mampu diakui negara lain.
“Jika kalau bangsanya sendiri enggak menghargai budayanya bakal repot, Inilah yang saya tekankan, saya inginkan kepada pejabat-pejabat terkait untuk lebih peduli. Tolong reog itu enggak sembarangan, Ponorogo itu daerah terkenal itu,” ungkapnya seniman ini.
Seniman ini pernah membawa reog keluar negeri untuk memperkenalkan reog ke mancanegara.
“Kalau seorang bermain dengan reog, tak suruh nunggu bahwa itu bukan kita, tetapi Allah yang menentukan. Saya itu seniman murni reog menbawa ke Amerika, ke Jepang, ke Manila, ke mana saja. Jadi saya berharap, Mudah-mudahan pihak terkait jangan melihat hasil ABC-nya saja. Bisa-bisa saja ketika tidak diindahkan terkait reog tidak diurus ke UNESCO, saya jalan nanti besok akan demo sendiri ini bentuk saya sayang dan peduli,” ungkapnya.
Lanjutan lebih seru, “Menurut saya kalau mereka (mentri terkait) tidak dikabulkan, Kita hidup hari ini Semua hidup pasti mati Apakah kita masih hidup hari ini? Belum tentu kita. Besok bisa kurang jaman. Kapan lagi kalau enggak sekarang kita harus bangun kekuatan dari itu ada di reog, mohon maaf, jangankan dilihat reog itu orang rakyat kita rakyat Indonesia loh,” sambungnya.
Diakhir, “Kalau kami namanya seni itu kan bagian dari hidup. Kalau bagian dari hidup itu diambil orang, saya pribadi ya mohon maaf. Saya akan marah, saya enggak ngelihat orang karena sudut pandang orang berbeda-beda dan data segala macam ada,” tutupnya. (Gie)