Menu

Mode Gelap

Teknologi · 12 Jan 2022 03:35 WIB ·

Matahari Buatan China, Memanaskan Satu Putaran Pecahkan Rekor Muri Dunia


					Foto: Dokumen yang diabadikan pada 19 Juli ini memperlihatkan para staf Southwestern Institute of Physics di China National Nuclear Corporation (CNNC) sedang bekerja di lokasi instalasi HL-2M Tokamak, matahari buatan generasi baru milik China, di Chengdu, Provinsi Sichuan, China.(Xinhua/Southwestern Institute of Physics CNNC) Perbesar

Foto: Dokumen yang diabadikan pada 19 Juli ini memperlihatkan para staf Southwestern Institute of Physics di China National Nuclear Corporation (CNNC) sedang bekerja di lokasi instalasi HL-2M Tokamak, matahari buatan generasi baru milik China, di Chengdu, Provinsi Sichuan, China.(Xinhua/Southwestern Institute of Physics CNNC)

Matahari buatan China, masuk rekor dunia usai memanaskan satu putaran plasma. Selama lebih dari 17 menit, suhu yang dihasilkan lima kali lebih panas dari Matahari.

Dikutip dari The Sun, matahari buatan China ini memiliki suhu lima kali lebih panas dari matahari normal yang hanya 15 juta derajat celcius. Sedangkan matahari buatan China ini panasnya mencapai 70 juta derajat celcius.

Reaktor fusi nuklik Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) mempertahankan suhu 158 juta derajat Fahrenheit selama 1.056 detik. Pencapaian ini membawa para ilmuwan selangkah lebih dekat untuk menciptakann sumber energi bersih yang hampir tak terbatas. 

Peneliti Institut Fisika Plasma dari Akademi Ilmu Pengetahuan China, Gong Xianzu mengatakan, eksperimen ini memberi landasan ilmiah yang kuat dalam memulai reaktor fusi.

“Operasi baru-baru ini meletakkan dasar ilmiah dan eksperimental yang kuat untuk menjalankan reaktor fusi,” kata pemimpin eksperimen Gong Xianzu, seorang peneliti di Institut Fisika Plasma dari Akademi Ilmu Pengetahuan China dalam sebuah pernyataan.

Xianzu nampak puas mengingat dirinya adalah penanggung jawab penelitian terbaru di Tokamak Lamp Conductor Advanced Experiment (EAST), yang terletak di Institut Ilmu Fisika Hefei di provinsi Anhui.

Para ilmuwan telah mencoba memanfaatkan kekuatan fusi nuklir – proses di mana bintang-bintang terbakar – selama lebih dari 70 tahun.

Dengan menggabungkan atom hidrogen untuk membuat helium di bawah tekanan dan suhu yang sangat tinggi, apa yang disebut bintang deret utama mampu mengubah materi menjadi cahaya dan panas, menghasilkan energi dalam jumlah besar tanpa menghasilkan gas rumah kaca atau limbah radioaktif tahan lama.

Kendati demikian, menjaga gulungan plasma yang bergolak dan super panas di tempatnya cukup lama untuk terjadinya fusi nuklir, telah menjadi proses yang melelahkan.

Ilmuwan Soviet Natan Yavlinsky merancang tokamak pertama pada 1958, tetapi tidak ada yang pernah berhasil membuat reaktor eksperimental yang mampu mengeluarkan lebih banyak energi daripada yang dibutuhkan.

Sumber: Berbagai Sumber

Editor: Ardi Priana

Artikel ini telah dibaca 138 kali

badge-check

Editorial Staff

Baca Lainnya

3 Drama yang Dibintangi Han So Hee, Menjadi Tranding

19 Maret 2023 - 02:13 WIB

korea

Usai Vakum Akibat KDRT Lesty Kejora : Launching Lagu Terbaru Hingga Tranding 1

19 Maret 2023 - 02:05 WIB

kejora

Guru SMK di Cirebon Dipecat, Begini kata Ridwan Kamil

17 Maret 2023 - 09:17 WIB

04416B6B 5BCC 42FC B358 15DE1DDA7D47

Aksi Tebar Uang di HUT Kota Bekasi Ternyata Aktivis KAMMI

11 Maret 2023 - 23:37 WIB

Voes2MPQ7K

Busana Kasual Perpaduan Warna Jadi Tren Fashion Ramadhan

6 Maret 2023 - 02:31 WIB

WhatsApp Image 2023 03 06 at 02.26.28

Wanita Berjilbab Sambil Merokok di Masjid Al Jabbar Diduga Copet

27 Februari 2023 - 07:53 WIB

63fb5f7ba2a3f
Trending di Trend dan Viral