Foto/dok: tccd.edu
JAKARTA – Mulai memasuki Tahun ajaran baru, kini para orang tua sudah harus mempersiapkan penerimaan siswa baru di 2021.
Terutama pada calon siswa SMA, kesibukan mengurus keikutsertaan di PPDB 2021 diikuti dengan pertimbangan memilih jurusan SMA yang nantinya cocok untuk dirinya. Sekolah menengah atas biasanya terdiri dari jurusan IPA, IPS, dan Bahasa.
Psikolog pendidikan dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Dewi Retno Suminar menuturkan, terkadang orang tua dan anak saling berbagi pandangan soal jurusan apa yang mereka minati untuk si anak pilih saat masuk SMA. Pertimbangan di rumah ditambah dengan pendapat guru BK di sekolah.
Dewi mengatakan, ada beberapa tips memilih jurusan SMA yang cocok untuk siswa. Berikut tipsnya:
1. Lakukan tes minat dan bakat
Dewi menuturkan, tes minat dan bakat SMA bisa dilakukan untuk mengetahui minat dan bakat. Sehingga baik anak, sekolah, dan orangtua memang benar-benar tahu minat dan bakat seorang calon siswa SMA secara data. Dalam data hasil tes, dapat terlihat hasil potensi seorang anak dan bakat yang ia punya dan kecenderungannya ke jurusan IPA, IPS, atau bahasa.
Adapun tes minat dan bakat siswa bisa dilakukan di berbagai layanan psikologi, termasuk di Fakultas Psikologi Unair.
2. Proyeksi cita-cita lima tahun ke depan
Dewi mengatakan, jika calon siswa SMA tidak melakukan tes minat dan bakat, orang tua bisa mengajak sang anak membayangkan mau jadi apa dalam 5 tahun ke depan. Proyeksi harapan sang anak dalam 5 tahun ke depan lalu dihubungkan dengan jurusan yang sesuai di SMA.
“Kalau dia bilang mau jadi sarjana hukum, pilih IPS,” kata Dewi dikutip detikEdu, Minggu (30/5/2021).
Dewi menekankan, dialog antara orang tua dan anak amat penting dalam memilih jurusan yang cocok untuk anak sehingga tidak merasa salah jurusan di kemudian hari. Karenanya, orang tua tidak boleh mendorong persepsi subjektifnya akan jurusan di SMA kepada anak.
“Orang tua tidak boleh berpandangan bahwa IPA lebih baik dari IPS. IPA dan IPS itu sama-sama sulit. Kalau anak bilang mau jadi sarjana hukum, pilih IPS,” kata Dewi,
Ia menambahkan, jika seorang anak punya banyak keinginan berbeda tentang menjadi apa dalam 5 tahun ke depan, orang tua bisa mengarahkan pertimbangan dengan menjelaskan seperti apa pelajaran yang akan dihadapi sang anak di sekolah di masing-masing jurusan. Adapun peran ini menurut Dewi bisa turut dilakukan guru BK di sekolah.
“Misalnya memberi tahu, ketika memilih jurusan IPA di sekolah, pelajaran matematikanya akan seperti apa cakupannya, lalu di IPS seperti apa pelajarannya,” kata Dewi.
3. Mengevaluasi nilai rapor
Dewi menuturkan, pilihan lainnya yang bisa dilakukan untuk menentukan jurusan SMA yang cocok untuk seorang calon siswa adalah dengan melihat nilai rapor kelas 1 SMP sampai kelas 1 SMA.
“Lihat apa nilai yang menonjol dan apa yang dia suka pelajari, dari situ bisa dipertimbangkan, apakah dia suka yang berbau hafalan, atau sains. Dari situ terlihat, bahwa masing-masing diri sudah paham sebenarnya akan kesukaan dan kemampuan seorang calon siswa SMA pada sebuah bidang jurusan.
Dewi menggarisbawahi, memilih jurusan SMA berdasar nilai rapor bisa dilakukan dengan asumsi nilai tersebut merupakan nilai asli yang diperoleh sang anak.
“Di sini letak pentingnya pihak sekolah untuk menuliskan nilai berdasarkan kemampuan asli anak. Dan penting juga bagi anak untuk mendapatkan nilai sesuai dengan kemampuan aslinya,” kata Dewi.
Dewi menuturkan, saat memilih jurusan, penting agar orang tua tidak mendorong salah satu jurusan SMA untuk dipilih sang anak.
“Dialog antara orang tua dan anak itu penting. Jangan dianggap IPA lebih sulit dari IPS. IPA dan IPS itu sama-sama sulit,” kata Dewi.
Itu dia tips memilih jurusan SMA dari Psikolog Pendidikan Unair Dewi Retno Suminar. Gimana detikers, mau masuk jurusan IPA atau IPS nih?
Editor : Ardi Yasin
Sumber : Detik.com