BEKASI – Kaum ibu kini turut berperan serta mewujudkan akselerasi transformasi digital, tentunya Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Bekasi menyajikan solusi dan edukasi.
Dalam hal ini Pengurus organisasi perempuan se-Kabupaten Bekasi, Gelar pertemuan Kegiatan bertemakan “Ibu Smart Bermain Internet yang Benar” pada Rabu, 30 September 2021 jam 08:00 s/d 14:00 di Antero Hotel Cikarang.
Acara tersebut, dibuka oleh Ani Gustini selaku Kepala DP3A Kabupaten Bekasi dan Vera Susanti selalu Ketua GOW Kabupaten Bekasi.
Ketua GOW Kabupaten Bekasi, Vera Susanti sampaikan bahwa kegiatan ini diadakan berasal dari keresahan yang muncul ditengah meningkatnya pemakaian internet pada kaum Ibu.
“Sehingga perlu di urai dan dibahas gagasan alternatif untuk memperbaiki masalah yang ada.”tuturnya Vera Susanti.
Hal senada, Ani Gustini selaku Kepala DP3A juga ungkapkan perlunya alternatif edukasi terutama di masa pandemi COVID-19 ini.
“Sehingga kaum ibu dapat lebih bijaksana dalam bermedia sosial”ucapnya Ani Gustini.
Dalam kegiatan tersebut, di ikuti oleh ratusan peserta yang berasal dari berbagai organisasi perempuan di Kabupaten Bekasi. Beberapa tokoh yang hadir dalam kegiatan antara lain, ketua PKK, Dharma Wanita, Bhayangkari dll.
Sementara, Ira Pelitawati yang merupakan relawan TIK Jawa Barat sekaligus menjadi narasumber menyebutkan peningkatan SDM bahwa salah satu penyakit internet yaitu kurangnya masyarakat menyaring berkali-kali setiap informasi dari konten-konten yang ada.
“Hoax atau kecakapan digital lahir dari cerminan diri, maka dari sana segala sesuatu yang kita semua bagikan menjadi gambaran apa yang ada di pikiran kita, pikiran kita akan membentuk kebiasaan, kebiasaan akan membentuk karakter, karakter terkadang menentukan takdir kita, maka jangan hanya karena internet kita malah menggambarkan takdir kita sebagai orang yg tidak bijak atau pelaku negatif lainnya” tutur Ira yang juga selaki Ketua FTBM Kabupaten Bekasi ini.
Diakhir acara, salah seorang peserta bertanya ke narasumber bagaimana mengatasi hoax yang sudah dianggap kebenaran dikarenakan seringnya di bagikan di setiap waktu.
“Kita semua harus punya me-time, dimana bisa kita gunakan untuk menggunakan internet. Jangan dibalik HP menguasai waktu kita sehingga banyak menarik penyakit karenanya. Lalu untuk Hoax itu bisa dimulai dari kita yang menstop, tidak membagikan, tidak dipedulikan. Kalau kita punya informasi yang mengonfirmasi kebenaran dari informasi tersebut akan lebih baik. “Jawabannya Ira diakhir sesi.
Editor: Ardi Priana