Tak Tanggungjawab Jadi Ketum Badko HMI Jabar, Kini Firman Nasution Dinilai Ugal-ugalan di PB HMI
terkenal.co.id – Jajaran pengurus Badan Koordinasi (Badko) Himpunan Mahasiswa Islam Jawa Barat (Badko HMI Jabar) geruduk kantor sekretariat Badko HMI Jabar di Jalan Sabang 17, Kota Bandung, pada minggu (19/02/2024) lalu.
Pengurus Badko HMI Jabar dalam keterangan tertulisnya, pihaknya melakukan pernyataan sikap dan menentang sikap Firman Nasution, yang dinilai telah melanggar konstitusi HMI dengan menjalankan organisasi secara ugal-ugalan.
Selain itu, pihaknya menggelar aksi membentangkan baliho yang bertuliskan “Dicari dan Kejar Firman Nasution untuk Melaksanakan Pertanggungjawaban Kepengurusan”.
Dalam keterangannya kepada terkenalcoid, Hilman Hadafi perwakilan pengurus Badko HMI Jawa Barat mengatakan aksi ini dilakukan untuk meminta pertanggung jawaban Firman nasution yang melaksanakan organisasi secara ugal-ugalan dan menabrak konstitusi.
“Sebagaimana yang diatur di Anggaran Dasar (AD HMI) Pasal 16, keuangan dan harta benda HmI dikelola dengan prinsip transparansi, bertanggung jawab dan berkelanjutan akan tetapi selama periodesasi Firman Nasution tidak pernah di informasikan jumlah kas pemasukan dan penguluaran organisasi HmI Badko Jabar,” kata Hilman kepada terkenalcoid pada 21 Februari 2024.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, HmI merupakan organisasi kaderisasi dan perjuangan yang mana harus dinahkodai oleh seorang muslim yang kaffah ataupun insan kamil, sehingga organisasi ini berjalan ditreknya sesuai dengan konstitusi yang dianut, akan tetapi setelah Pleno II yang dilaksanakan Kamis, 25 Mei 2023 di Balatkop Jabar.
Kendati, sampai dengan hari ini tidak pernah dilaksanakannya raker semester III secara formal maupun rapat harian sampai dengan kini, sedangkan di art HmI Pasal 21 ayat 6 huruf c mengatakan apabila Ketua Umum tidak melaksanakan dan atau hadir didalam rapat harian selama 2 bulan berturut-turut dapat diberhentikan dari jabatannya.
“Apa yang dilakukan oleh Firman Nasution sebagai Ketua Umum telah merusak organisasi secara parah dan sama sekali tidak menjalankan fungsinya sebagai jembatan bagi kader HMI di tingkat provinsi,” bebernya.
“Alih-alih fokus untuk membuat aktifitas dan program kerja dalam rangka membangun organisasi tercinta, Firman Nasution lebih berfokus membangun ambisi politik pribadinya menjadi ketum PB HmI ataupun personalia pengurus PB HmI dari pada kepentingan umum organisasi,” sambung dia.
Hilman pun menekankan sama-sama mengetahui Firaun adalah diktaktor yang ada dijaman Mesir akan tetapi sekarang di HmI sudah tercipta Firaun kecil-kecil salah satunya Firman Nasution yang saaat ini sudah menjadi kabid lingkungan hidup di PB HmI, akan tetapi masih tetap mempertahankan jabatannya sebagai Ketum Badko HmI Jabar.
“Ini menunjukan bawah karakterristik beliau seorang yang gila jabatan sedangkan jika menganut cara pandang almarhum gusdur “tidak perlu ada jabatan yang dipertahankan mati-matian,” pungkasnya