Riset Mastercard Economics Institute: Pengeluaran Konsumsen Asia Pasifik Akan Melonjak pada 2024

Mastercard

terkenal.co.id – Berdasarkan laporan tahunan bertajuk Economic Outlook: Balancing Prices & Priorities, Mastercard Economics Institute (MEI) menjelaskan mengenai prospektif ekonomi tahun depan.

Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa pengeluaran konsumen di Indonesia pada 2024 diperkirakan akan mengalami peningkatan sekitar 5,5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Hal ini seiring dengan meredanya dampak ekonomi akibat pandemi pada tahun 2024, di mana konsumen di Asia Pasifik diharapkan akan dapat mengalokasikan lebih banyak anggaran dari pendapatan mereka untuk pengeluaran yang lebih opsional, seperti perjalanan dan hiburan.

 “Tahun 2024 akan menjadi masa di mana konsumen akan menyesuaikan kembali pengeluaran mereka. Data menunjukkan bahwa masyarakat tetap antusias untuk melakukan perjalanan dan makan di restoran, meskipun tingkatnya berbeda-beda di setiap negara,” ujar Chief Economist, Asia Pacific, Mastercard David Mann, dalam rilis yang diterima terkenalcoid, dikutip Sabtu (16/12/23).

Menurutnya, dengan mengindikasikan perubahan dalam permintaan, konsumen di seluruh kawasan Asia Pasifik diprediksi akan mengalokasikan lebih banyak anggaran untuk pembelian barang di 2024 dibanding tahun sebelumnya.

Tidak hanya itu, pada 2024 peningkatan permintaan barang seperti barang-barang rumah tangga dan pakaian juga diperkirakan akan membangkitkan sektor manufaktur Asia Pasifik, yang memiliki peran krusial dalam perekonomian global.

Sementara itu, proses pemulihan perjalanan internasional China akan terus berlanjut pada 2024 mendatang. Penambahan lebih banyak negara ke dalam daftar yang disetujui oleh China untuk perjalanan kelompok, yang umumnya memiliki pembatasan visa lebih fleksibel daripada individu, akan terus mendukung pengeluaran pariwisata internasional.

“Pemulihan pengeluaran wisatawan China yang bepergian ke luar negeri akan terus dipantau,” ungkap David Mann.

“Perubahan prioritas pengeluaran dalam perjalanan ini menandakan bahwa otoritas pariwisata dan peritel di seluruh dunia mungkin perlu menyesuaikan strategi mereka untuk mempertahankan daya tarik mereka bagi pengunjung dari China,” tandasnya.

Editor: Wilujeng Nurani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup