OPINI: Managing Change and Risk HMI dalam Menavigasi Isu LGBT
Pengetahuan tentang perubahan dan manajemen risiko adalah suatu keharusan bagi organisasi seperti HMI.
Sebagai organisasi pengkaderan dan perjuangan, HMI merupakan wadah pengembangan potensi dan pembinaan sumber daya manusia yang berdaya saing dan penting.
Pasal 4 Statuta HMI “Tujuan HMI adalah mendidik para ulama yang menciptakan pengabdian yang berjiwa Islam dan bertanggung jawab mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.”
Makna akademis dari istilah tersebut adalah para pengurus HMI harus berpikir sistematis dan sistematis, para pengurus HMI harus pintar-pintar untuk mampu membela masyarakat yang tertindas.
Selain pencipta dan orang beriman, semangat HMI adalah Islam. Berbekal ajaran Islam, para pengurus HMI berjalan dan bertindak sesuai ideologinya.
Era global saat ini, dimana pengaruh isu-isu kontemporer yang bertentangan dengan norma-norma di Indonesia mulai menghantui dan menjangkiti jiwa bangsa.
Misalnya, kelompok LGBT terus memimpin gerakan bawah tanah yang besar. Sedikit demi sedikit, mereka mencoba menghancurkan dan mengaburkan standar moral.
Terlebih lagi, dunia saat ini dihantui oleh ancaman terhadap hak asasi manusia. Dimana suatu negara bertindak sangat hati-hati dan hati-hati dalam mengambil kebijakannya.
LGBT adalah sebuah visi di mana perilaku atau keberadaan kelompok lesbian, gay, biseksual dan transgender menolak untuk diasingkan dan menuntut agar mereka diperhitungkan.
Di Amerika Serikat misalnya, isu LGBT menjadi kontroversial. Di Amerika Serikat, isu LGBT mulai dimasukkan dalam kurikulum pendidikan.
Ada banyak pro dan kontra, dan ada kekhawatiran bahwa negara sebesar Amerika Serikat bisa menjadi kunci dalam renormalisasi standar dan pedoman hak asasi manusia.
Indonesia harus mengambil langkah nyata untuk mencegah pandangan LGBT masuk ke Indonesia.
Sebab masih banyak jarak yang bisa mereka lewati serta minimnya batasan dalam gaya hidup generasi muda masa kini.
Sebagai organisasi pejuang, HMI harus mewaspadai visi luas tersebut. Ia berharap bisa menyaring opini-opini yang berpotensi mengikis nilai-nilai tradisional bangsa.
Penulis: Fahriz Zul Azhar