Pemkab Bekasi Bakal Bangun Tugu Lemahabang, Sejarawan: Lebih Baik Kembalikan Jadi Nama Kecamatan Lagi

Lemahabang merupakan daerah yang cukup kental dengan sejarah. Tercatat, nama Lemahabang sendiri sempat menjadi salah satu kecamatan di wilayah Bekasi sebelum dimekarkan. Foto: Rival Maulana/terkenal.co.id

terkenal.co.id – Wacana terkait Pemerintah Kabupaten Bekasi (Pemkab Bekasi) bakal bangun Lemahabang landmark atau tugu Lemahabang, di Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, dan membuka lebar peluang bagi perusahaan yang ingin memberikan Corporate Social Responsibility (CSR).

Hal itu ditanggapi oleh Sejarawan Bekasi Endra Kusnawan ia mengatakan sangat apresiasi tujuan Pemerintah untuk membuat tugu Lemahabang. Sebab demikian, agar masyarakat tetap mengingat nilai-nilai perjuangan sejarah zaman dahulu.

“Saya mengapresiasi niatan Pemkab Bekasi untuk membuat tugu Lemahabang yang berfungsi sebagai pengingat bahwa didaerah itu bernama Lemahabang. Namun, akan lebih baik lagi jika nama Lemahabang menjadi Kecamatan dikembalikan lagi seperti sebelum tahun 2001,” kata dia saat ditemui dilokasi.

Menurut Endra, sebenernya di Lemahabang sendiri sudah terdapat tugu bahkan sudah masuk kriteria cagar budaya. Kendati, tugu tersebut banyak dilupakan warga Bekasi.

Diketahui, tugu makam pahlawan Lemahabang berlokasi di tempat pemakaman tepatnya diseberang Masjid Syarul Islam Lemahabang, keberadaannya masih bertahan sampai saat ini.

“Dulu, di tugu pemakaman Lemahabang terdapat beberapa tokoh pahlawan sekitar yang dimakamkan ditempat tersebut. Namun, ketika dibangunnya tempat makam pahlawan Bulak Kapal pada tahun 10 Nopember 1962. makam para pahlawan yang dikebumikan di sekitar tugu Lemahabang itu di pindahkan ke tempat makam pahlawan Bulak Kapal,” tuturnya.

Endra menerangkan pembangunan tugu Lemahabang menjadi langkah penting dalam mengenang sejarah dan identitas Lemahabang yang mulai terlupakan.

“Masih ada harapan untuk mengembalikan nama Lemahabang sebagai kecamatan, sehingga identitasnya tidak hanya terpaku pada beberapa lokasi seperti stasiun, koramil, dan jalan raya,” pungkasnya.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi berencana akan membangun landmark atau tugu Lemahabang, di Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi. Menurut Penjabat (Pj) Bupati Bekasi, Dani Ramdan, bahwa pembangunan landmark atau tugu Lemahabang, merupakan salah satu upaya Pemerintah Daerah (Pemda) untuk melestarikan nama wilayah.

Dipilihnya Lemahabang, karena merupakan wilayah yang memiliki nilai sejarah penting bagi warga Bekasi, namun karena seiring perkembangan zaman, nama Lemahabang mulai perlahan dilupakan.

Saat ini, Pemkab Bekasi telah membuka lebar peluang bagi perusahaan melalui program CSR, untuk membangun landmark atau tugu Lemahabang.

“Nama Lemahabang itu kan sekarang sudah mulai hilang, dan tinggal stasiun kereta api saja, padahal dulu Lemahabang itu kecamatan yang besar, sama seperti Tambun, Cibitung. Oleh karena itu, kedepan kami ingin melestarikan nama Lemahabang ini dalam bentuk landmark atau tugu, untuk mengingatkan bahwa disini pernah berdiri sebuah kawasan, kecamatan yang bernama Lemahabang, agar generasi berikutnya mengetahui sejarah Lemahabang,” ujar Dani.

Dikatakannya, Pemkab Bekasi telah mengalokasikan anggaran pembuatan tugu itu melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2023. Tapi pihaknya tetap membuka lebar jika ada perusahaan di Kabupaten Bekasi, baik asing, swasta atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berminat mengalokasikan anggaran CSR-nya untuk pembangunan landmark atau tugu tersebut dalam waktu dekat.

“Jika memungkinkan, kami akan alokasikan di APBD Perubahan 2023. Namun jika ada perusahaan yang berminat menyalurkan CSR-nya untuk membangun tugu Lemahabang, tentu saja kami sangat terbuka,” beber Dani.

Selain itu, Gubernur Jawa Barat Ridwam Kamil dalam pidatonya, pria yang akrab disapa Kang Emil ini menyampaikan, bahwa tugu atau monumen itu menjadi hal penting, agar sejarah selalu diingat oleh generasi yang akan datang.

Ia menjelaskan, pembangunan tugu atau monumen di Lemahabang, guna mengenang sejarah pergerakan pahlawan nasional, serta penyebaran agama Islam di Kabupaten Bekasi, juga telah disinggung oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, saat menghadiri Forum Silaturahmi Tokoh Masyarakat Kabupaten Bekasi, di Gedung Juang 45, Tambun Selatan, pada 15 Juni lalu.

“Ketika di depan lancar, kita harus sesekali melihat kebelakang. Maka pembangunan monumen itu penting, jangan hanya urusan fisik saja. Belajar sejarah Bekasi, harus diambil hikmahnya, diingat, dijadikan semangat,” ucap RK saat itu.

Sementara tokoh masyarakat Bekasi, Damin Sada mengaku, bukan hanya nama jalan pahlawan nasional yang dibutuhkan di Kabupaten Bekasi, melainkan tugu atau monumen juga sangat perlu dibuat.

“Selain nama jalan pahlawan nasional, di Kabupaten Bekasi ini perlu tugu atau monumen. Cikarang butuh tugu Lemahabang sebagai tempat bersejarah. Bikin tugu paling Rp 1 miliar, kan di Kabupaten Bekasi banyak perusahaan dan kawasan industri, masa dana segitu tidak ada perusahaan yang mau bantu,” sindir Damin.

Lemahabang menjadi wilayah yang cukup kental dengan sejarah, karena berbagai peristiwa bersejarah pada masa revolusi dan penjajahan terjadi di lokasi tersebut. Salah satunya, peristiwa monumental adalah penyerangan melalui jalur darat dan udara, yang dilakukan pasukan Sekutu pada 19 Desember 1945, ke daerah Bekasi, termasuk Lemahabang.

Nama Lemahabang sendiri sempat menjadi salah satu kecamatan di wilayah Bekasi, sebelum dimekarkan. Tapi kini hanya menjadi nama sebuah Stasiun Kereta Api, yakni Stasiun Lemahabang, yang memiliki bangunan peninggalan jaman penjajahan.

Sejarah Lemah Abang

Untuk diketahui, Lemahabang merupakan daerah yang cukup kental dengan sejarah. Tercatat, nama Lemahabang sendiri sempat menjadi salah satu kecamatan di wilayah Bekasi sebelum dimekarkan.

Berbagai peristiwa sejarah yang cukup heroik pada masa revolusi dan penjajahan terjadi di lokasi ini. Salah satunya adalah peristiwa monumental penyerangan melalui darat dan udara yang dilakukan pasukan Sekutu pada 19 Desember 1945 ke daerah Bekasi termasuk Lemahabang.

Adapun Ketua Himpunan Masyarakat Peduli Lemahabang (Hampela), Ending Hasanudin mengakui, nama Lemahabang saat ini hanya tinggal kenangan, padahal dahulu daerah ini merupakan salah satu tempat paling bersejarah di Bekasi.

Dia menjelaskan, bahwa nama Lemahabang merupakan nama lain salah satu dari tokoh penyebar agama Islam di abad ke-16, yakni Syekh Lemah Abang alias Syeh Siti Jenar alias Syekh Lemahabang, lalu kemudian pindah ke Banten.

“Nama Lemahabang sebenarnya itu nama dari salah satu ulama besar penyebar agama Islam di Bekasi,” tutur Ending.

Salah satu bukti sejarah yang menunjukkan bahwa awal mula Islam masuk di Bekasi, dari Lemahabang ditandai dengan adanya Masjid Syiarul Islam yang berada di Jalan Raya Lemah Abang, sebagai tempat menyebarkan agama Islam.

“Masjid ini ada hubungannya dengan Syekh Siti Jenar, karena dulu memang masjid ini digunakan sebagai tempat penyebaran agama Islam di Lemahabang yang dibangun pada 1915, jauh sebelum Indonesia merdeka,” tegas Ending.

Masjid Syiarul Islam merupakan salah satu saksi bisu perjalanan panjang masuknya Islam di wilayah Lemahabang. Dahulu masjid ini hanya berdinding bilik bambu, namun seiring perkembangan zaman, arsitektur bangunan dipugar dan diubah secara bertahap.

Laporan: Rival Maulana

Editor: Ardi Priana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup