Presiden Jokowi: Uang Rakyat Harus Kembali ke Rakyat
terkenal.co.id – Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan kepada jajaran untuk mengawal kualitas belanja keuangan negara.
Pengawalan kualitas terhadap belanja keuangan negara dinilai presiden Jokowi supaya tepat sasaran.
Tak hanya pengawalan terhadap kualitas, presiden Jokowi juga menegaskan para jajaran untuk mengawal akuntabilitas belanja keuangan negara.
Pengawalan kualitas serta akuntabilitas terhadap belanja keuangan negara dinilai presiden Jokowi akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menjaga stabilitas ekonomi.

Lebih lanjut, presiden Jokowi mengungkapkan jika hal ini bisa dilaksanakan tentunya dapat mewujudkan cita-cita Indonesia.
“Kalau ini bisa kita lakukan, kita bisa lebih efektif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Memperkokoh stabilitas dan pertumbuhan ekonomi menuju Indonesia maju yang kita cita-citakan,” tuturnya.
Pengawalan yang ditegaskan oleh Jokowi kepada jajarannya perlu ditegaskan sejak awal perencanaan hingga pelaksanaan.
Dirinya juga menyampaikan pengawalan ini perlu dilakukan untuk menghasilkan kebermanfaafatan bagi masyarakat.
Lebih lanjut, Jokowi juga mengungkapkan bahwa setiap uang rakyat harus kembali kepada rakyat untuk dirasakan demi kesejahteraan rakyat.
“Setiap rupiah uang rakyat betul-betul harus kembali ke rakyat untuk membiayai yang dirasakan rakyat. Dan bukanlah untuk membiayai proses, ini yang hati-hati ya,” tegasnya.
Penegasan yang dilakukan oleh presiden Jokowi ini karena adanya temuan pengguna keuangan negara yang tidak relevan dan tidak tepat sasaran.
Orang nomor satu di Indonesia ini mengatakan, bahwa anggaran tersebut ditujukan untuk pengembangan daerah, tetapi habis dialokasikan pada kegiatan birokrasi.
“Di beberapa provinsi maupun di kabupaten/kota, juga di pemerintah pusat, saya berikan contoh penyuluhan pertanian APBD provinsi. Ngga usah saya sebut, tujuan untuk meningkatkan kualitas SDM pertanian, total anggaran 1,5 miliar (rupiah), 1 miliar (rupiah) untuk perjalanan dinas,” terang Presiden Jokowi.
Laporan: Mishbahul Anam