Mau Tahu Kelainan Jantung Bawaan? Baca Buku ‘Menembus Batas’
terkenal.co.id – Kelainan jantung bawaan berpacu dengan umur, mereka seperti bom waktu yang bisa meledak kapan saja.
Demikian dikatakan penyitas jantung bawaan yang juga seorang penulis, Hanny Hanisyah kepada Terkenal.co.id saat launching buku “Menembus Batas”di Aula PDS H.B Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Minggu (12/2/2023).
Lebih lanjut, banyak orang tua yang tidak menyadari mengapa anak kecil terlahir dengan kelainan jantung bawaan atau secara medis biasa disebut Penyakit Jantung Bawaan (PJB).
Padahal, kata Hanny, kelainan jantung bawaan bukanlah momok yang menakutkan. Penyakit itu bisa diobati melalui tindakan medis.
Karenanya melalui buku ”Menembus Batas” dirinya ingin berbagi pengalaman, strategi, maupun dorongan mental pada anak-anak dan orang tua dalam proses pengobatan kelainan jantung bawaan.
Hanny menuangkan kisah perjalanan hidup tentang dirinya semasa kecil yang mempunyai kelainan jantung bawaan sehingga membuatnya sembunyi di kesunyian karena tidak berani menampakan diri. Lalu ia bangkit melawan penyakit tersebut.
“Aku orang yang menyendiri. Jadi ingin mencoba untuk bangkit, dan begitu pandemi kemarin saya tidak bisa menyapa adik-adik. Di situlah saya mencoba untuk menulis dan akhirnya tertuang semua tanpa dipikirkan. Itu benar-benar dari hati,” ujarnya.
Melalui buku ini, Hanny juga ingin menyampaikan bahwa anak-anak penyitas jantung bawaan layak hidup dan bisa bersanding dengan yang lainnya.
“Selain memoar, buku ini untuk memberikan motivasi, edukasi dan juga insipirasi kepada para pembaca khususnya orang tua yang anaknya mempunyai jantung bawaan,” terangnya.
Hanny menjelaskan, buku “Menembus Batas” kali pertama dikerjakannya awal pandemi Covid-19, dan memakan waktu kurang lebih tiga bulan.
Selama pengerjaannya, Hanny tidak merasa kesulitan. Pasalnya, buku ini adalah pengalaman pribadinya sehingga dia mampu menyampaikan ke pembaca dengan bahasa yang mudah dimengerti bukan menggunakan bahasa medis.
‘Kalau pakai bahasa medis nanti orang-orang awam atau orang tua nggak tau gitu. Jadi di dalam buku ini kami membuat semua itu dengan bahasa awam sehingga mudah dimengerti semua,” jelasnya.
Hanny berharap, melalui karya bukunya ini semua pembaca bisa mengetahui penyakit kelainan jantung bawaan dan kapan seseorang mengetahui gejala awal penyakit tersebut.
“Karena kebanyakan anak-anak itu terlambat diketahui, jadi saya lebih ingin mereka buka mata, gitu loh,” ungkap Hanny, yang juga Pendiri Keluarga Kelainan Jantung Bawaan (KKJB).
Buku “Menembus Batas” sudah dicetak sekitar 2.000 buku yang diperuntukkan untuk komunitas. Namun, kebanyakan dari para pembeli tersebut adalah dokter dari rumah sakit yang sudah bekerja sama dengan yayasan KKJB yang didirikannya.
“Setiap pasien habis dirawat di rumah sakit itu [buku] bingkisannya. Karena di situ ada cara membersihkan luka bedah dan segala macam ada semua,” tambahnya.
Hanny sendiri merasa optimis karyanya akan disukai pembaca, meski surat kabar dan media sosial saat ini tengah merambah dunia teknologi.
“Memang kita tahu sekarang zaman teknologi, serba digital. Tapi, saya yakin dengan buku itu jauh lebih baik. Kita juga ingin membangun kembali atau meningkatkan kembali minat baca dimasa teknologi,” pungkasnya.
Heru Lianto