Prihatin Gempa di Suriah, Pimpinan WHO Sambangi Kota Aleppo

waktu baca 2 menit
Kepala WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus (AFP)

terkenal.co.id –  Pimpinan WHO Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus tiba pada Sabtu (11/2/2023) di kota Aleppo yang dilanda gempa dahsyat di Suriah, lapor media pemerintah.

“Tedros tiba di bandara Aleppo untuk mengunjungi beberapa rumah sakit dan tempat penampungan bersama menteri kesehatan (Suriah) dan gubernur Aleppo”, kata kantor berita resmi SANA.

Kunjungannya dilakukan lima hari setelah gempa dahsyat berkekuatan (M) 7,8 mengguncang Türki dan Suriah , menewaskan lebih dari 24.000 orang termasuk setidaknya 3.553 di Suriah yang dilanda perang saja.

Setibanya di sana, Tedros mengatakan dia membawa “persediaan medis darurat sekitar 37 metrik ton”.

“Kami sangat senang bisa datang dengan perbekalan,” katanya kepada wartawan di bandara Aleppo.

“Ini adalah pasokan pertama yang kami kirim.”

Dia menambahkan bahwa WHO akan terus memberikan layanan medis darurat dan membawa lebih banyak pasokan darurat yang diperlukan untuk “manajemen trauma” bagi korban gempa Turki dan Suriah.

“Besok akan ada bantuan lagi dengan lebih dari 30 metrik ton,” katanya.

Dia menyatakan keprihatinan atas dampak pasca gempa, terutama gangguan layanan.

“Masyarakat terpapar penyakit diare… dan masalah kesehatan lainnya terutama masalah kesehatan mental,” ujarnya.

“Kami akan bekerja sama untuk mengatasi dampak gempa, tidak hanya layanan darurat saat gempa.”

Menteri Kesehatan Suriah Hassan al-Ghabash menyambut Tedros di bandara, mengatakan kunjungannya “sangat penting dalam banyak aspek”.

“Dia akan melihat dulu kenyataan dan apa yang ditimbulkan oleh bencana ini,” katanya.

“Kami berharap Dr. Tedros melihat realitas rumah sakit dan kekurangannya,” tambahnya, meminta WHO untuk membantu menyediakan peralatan yang kurang.

PBB mengatakan bencana tersebut mungkin telah menyebabkan 5,3 juta orang kehilangan tempat tinggal di Suriah, termasuk 200.000 orang hanya di Aleppo saja.

Sistem perawatan kesehatan Suriah telah dirusak oleh konflik bertahun-tahun.

“Banyak rumah sakit, hampir 50 persen fasilitas kesehatan tidak berfungsi, dan yang berfungsi kekurangan peralatan, kekurangan staf, kekurangan obat-obatan,” menurut Ahmad Al Mandhari, direktur regional WHO untuk Mediterania Timur. ***

 

routers

%d blogger menyukai ini: