Pengrajin Tahu di Bekasi Menjerit

waktu baca 1 menit
Dok: Istimewa

BEKASI, Terkenal – Dede seorang Pengrajin Tahu di Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, mengeluhkan kenaikkan harga kedelai impor yang didatangkan dari negara Amerika Serikat.

Meski kenaikan kedelai terjadi sejak Juni 2022 lalu, hingga kini pengrajin belum juga menaikkan harga tahu di pasaran.

“Untuk sekarang kami tahan dulu harganya, tapi belum diputuskan karena masih nunggu apakah beberapa hari kedepan harga bisa stabil atau enggak,” tutur Dede saat ditemui di lokasi, Rabu (28/9/2022).

Pasalnya, para pengrajin tahu hingga kini juga masih mendiskusikan dan belum mengambil langkah untuk merespons kenaikan kedelai dari yang awalnya Rp8.000 menjadi Rp13.000 per kilogram.

script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-7087156125112803" crossorigin="anonymous">

Dirinya pun tak bisa serta-merta menaikkan harga maupun mengecilkan ukuran tahu dikarenakan keputusan tersebut, harus dilakukan serentak oleh seluruh pengrajin.

“Karena kalau ukuran tahu dikecilin, konsumen protes. Kalau harga dinaikin, enggak ada yang beli, soalnya naik harga tahu harus bareng-bareng sama produsen lain. Harus kompak semuanya. Kalau enggak ya pelanggan lari ke penjual yang lebih murah,” katanya.

Dede mengaku telah mengalami banyak kerugian lantaran omzet penjualan menurun hingga 40 persen. Alhasil, ia terpaksa mengurangi jumlah produksi dan pekerja.

“Pemasukan turun sampai 40 persen. Tolong pemerintah, bantu kami pengrajin tahu biar ada solusi, karena sudah berbulan-bulan seperti ini,” ungkap Dede. (Red)

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Advertisement
Advertisement
%d