Pentingnya Peran Anak Muda Dalam Memakmurkan Masjid Daripada Nongkrong

waktu baca 3 menit
Mas Andre Hariyanto

SETIAP muslim laki-laki wajib memakmurkan masjid-masjid Allah dengan berbagai ibadah dan ketaatan karena padanyaada keutamaan.

 

Karena begitu mulianya amalan memuliakan masjid, Allah Ta’ala sampai menyifati orang-orang yang memakmurkanmasjid-masjid-Nya sebagai orang-orang mukmin. Sebagaimana dalam firman-Nya:

 

“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang berimankepada Allah dan hari kemudian, sertatetap mendirikan saalat, menunaikan zakat dan tidak takut(kepada siapapun) selain kepada Allah. Maka merekalahorang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (At-Taubah: 18)

 

Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika kamu melihat orang rajinmendatangi masjid, maka persaksikanlah ia sebagai orang yang beriman.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan beliaumenghasankannya serta yang lainnya).

 

Mari kita mencintai masjid, memakmurkannya, dan menjadikannya sebagai sarana untuk selalu mendekatkan dirikepada Allah SWT.

 

Seseorang yang mencintai sesuatu pasti hatinya akan selaluterpaut pada hal tersebut. Begitupula kecintaan terhadapmasjid. Beginilah sejatinya cinta yang hakiki.

 

“Ada 7 golongan orang yang akan dinaungi Allah yang pada hari itu tidak ada naungan kecuali dari Allah; salah satunyaialah seseorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid ketika ia keluar hingga kembali kepadanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

 

 

Dicari pemuda Masjid

 

Masjid merupakan salah satu sarana pembinaan umat yang mendapat perhatian begitu besar dari Rasulullah Shallallaahu‘alaihi wasallam.

 

Bahkan, ketika Rasul hijrah dan sampai di Madinah, bangunan pertama yang didirikan adalah masjid yang kemudian dinamai masjid Nabawi.

 

Oleh karena itu, kita sebagai anak-anak muda muslimsemestinya memiliki perhatian dan kecintaan yang besarterhadap masjid. Kecintaan yang besar kepada masjid akanmembuat kita memiliki rasa tanggung jawab yang besarterhadap pemakmurannya.

 

Memakmurkan masjid bukan semata tugas si penjaga masjid. Pemuda Muslim pun wajib ambil bagian. Namun, sedih sekaliketika mengetahui masjid yang jumlahnya banyak, namunminim jamaah.

 

Sedih sekali hati kita ketika mengetahui masjid hanya diisioleh segerombolan kakek sepuh yang cukup usia. Suaraazannya jauh dari kata merdu.

 

Hanya segelintir pemuda yang terlihat memadati pojokanmasjid ataupun mushalla. Ke mana para pemuda-pemudi dan muslim lainnya? Kita semakin sadar, jarang sekali terdengarsuara azan yang tangkas, cadas, dan tegas, yang dilafazkananak-anak muda.

 

Ironis, ketika penulis pernah mendengar cerita dari kakeksepuh sekaligus takmir di sebuah mushalla.

 

“Di Mushalla ini Kakek yang adzan, kakek yang iqamat, kakek yang imam, sekaligus makmum”. Kakek itu tetapsendirian. Kata-katanya mengisyaratkan kesedihan.

 

Sungguh fenomena tersebut benar-benar ada. Banyak kitadapati masjid atau mushalla khususnya di tengah kota. Namunsepi dikala waktu saalat 5 waktu. Di mana diri kita saat adzanberkumandang, padahal panggilan cinta Allah memanggilkita?.

 

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalamShahihnya: Dari Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

“Bagian negeri yang paling Allah cintai adalah masjid-masjidnya, dan bagian negeri yang paling Allah benci adalahpasar-pasarnya.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid waMawadhi’ as-Shalah).

 

Tidak terpungkiri tidak sedikit masyarakat muslim lebihsenang nongkrong di warung kopi ataupun café-cafe ketikawaktu salat tiba. Kumandang azan sama sekali takdipedulikannya.

 

Ada juga yang ramai menggelar nobar (nonton bareng) sepakbola di malam hari dengan niatan silaturahim. Namunberbalik sedih jika aktivitas tersebut mengakibatkan lalai di waktu subuh.

 

Nun di sini, masjid-masjid masih terlihat sepi. Kumdanganazan terabai. Kemana sekelompok generasi muda dan pemegang kejayaan Islam?.

 

Rela menempuh jarak jauh tuk sekadar cari hiburan dan seru-seruan. Namun letoy melangkah hanya sekian meter ‘tukpenuhi seruan adzan. Beginikah trend pemuda kekinian? Naudzubillah min dzaalik.

Penulis Oleh: Mas Andre Hariyanto

%d blogger menyukai ini: