Buruknya Kondisi Bangunan SDN Sukadaya 02, Sekretaris Disdik: Prihatin

Buruknya kondisi bangunan di SD Negeri Sukadaya 02, Kampung Pengarengan, Desa Sukadaya, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi, Jumat (26/8/2022). FOTO : Kuncoro WR/terkenal.co.id

BEKASI – Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi Asep menjelaskan perbaikan gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) 02 Sukadaya harus dibangun komitmen dengan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang.

Dalam hal ini ia sampaikan dengan menanggapi buruknya kondisi bangunan sekolah yang terletak di Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi. Plafon di tiap ruang kelas berlubang dan rusak. Bagian dinding yang terbuat dari kayu juga telah lapuk dimakan usia.

“Dibangun komitmen bersama antara Dinas Pendidian dengan Dinas cipta karya, supaya pembangunan ruang kelas baru dan berikut dengan mabelernya tinggal DPA-nya dipisah. Saat tendernya bergulir, kontraknya bergulir, berarti sudah terestimasi ada sekian ruang kelas baru yang akan terbangun. Maka belanjalah lewat Ekatalog LKPP tinggal distribusinya menjelang selesai. Saya pikir ini akan menjadi solusi,” kata Asep Saepullah Sekretaris Dinas Pendidikan, Jum’at (2/9/2022).

FOTO: Puluhan Murid SDN Belajar Tanpa Meja dan Kursi di Bekasi

Asep mengeklaim bahwa Dinas Pendidikan sudah mengalokasikan anggaran terkait pengadaan fasilitas sekolah, seperti bangku dan meja.

“Ada berapa bangunan sekolah yang sehingga Dinas Pendidikan tahun berikutnya baru menganggarkan, Itu pun anggaran untuk tahun depannya lagi tahun sebelumnya. Karena 2023 sudah selesai penganggaran, Maka logikanya dianggarkan untuk 2024,” katanya.

Selain itu, Asep diketahui menjabat juga sebagai Ketua PGRI Kabupaten Bekasi ia sangat prihatin melihat kondisi SDN Sukdaya 02 di Sukawangi, Kabupaten Bekasi.

“Tentu kita akan prihatin sekali lah, Anak-anak kita yang mestinya tidak perlu terjadi seperti ini yang mengalami keterbatasan fasilitas pendukung dalam belajar,” ungkapnya.

Dengan demikian, Asep memberikan solusi untuk belajar mengajar dengan memakai sistem shift atau dengan melakukan daring, Sehingga murid tidak lagi bajar dilantai.

“Tinggal barangkali pemahaman memanfaatkan ruang kelas yang kosong masih lengkap fasilitasnya. Saya lebih condong anak dibikin sistem shift kelasnya bergantian kelas, Walaupun barangkali jam belajarnya masih terbatas. Atau dengan bentuk daring dan lain itu sebetulnya solusi juga, Menurut hemat saya ketimbang beprok dilantai,” pungkasnya.

Laporan: Rafi A

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup