TANGERANG – Pada usia remaja penampilan fisik lebih dipentingkan daripada kesehatan. Namun, Remaja putri termasuk kelompok yang rentan mengalami masalah gizi. Remaja termasuk kelompok yang rentan mengalami berbagai masalah gizi seperti gizi kurang maupun gizi lebih.
Menurut Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 20218 saat ini Indonesia prevalensi kurus pada remaja usia 13-15 tahun sebesar (11,1%) dan prevalensi gemuk sebesar (10,8%).
Tak hanya itu, Pada remaja usia 16-18 tahun prevalensi kurus sebesar (9,4%) dan prevalensi gemuk sebesar (7,3%). Perilaku makan yang salah menjadi penyebab umum masalah gizi pada remaja.
Dalam penelitian ini, Widya Asih Lestari, S.Gz., MKM (Dosen Gizi), Iswahyudi, STP., M. Si (Dosen Gizi) beserta Tim menunjukan bahwa dalam sehari sebagian besar remaja putra dan putri memiliki frekuensi makan kurang dari 3 kali dilihat dari data hasil recall.
Widya Asi Lestari menjelaskan Ketidakseimbangan dan kebutuhan zat gizi pada dasarnya berawal dari pemahaman yang keliru dan perilaku gizi yang salah sehingga dapat menimbulkan banyak masalah gizi pada remaja.
“Terutama pada perkembangan teknologi sekarang dimana industri pangan berlomba-lomba memproduksi berbagai macam makanan di Indonesia. Makanan tersebut wajib dicantumkan label makanan pada kemasannya untuk melindungi konsumen,” kata Widya Asi Lestari Dosen Fikes UHAMKA dalam keterangan tertulis, Jum’at (19/8/2022).
Widya juga mengatakan sering kali konsumen tidak memperhatikan label pada makanan yang akan mereka beli. Sedangkan dari sisi kesehatan, informasi nilai gizi yang terdapat pada label makanan sangatlah bermanfaat bagi konsumen terutama konsumen dengan kondisi medis tertentu yang memerlukan pengendalian asupan zat gizi.
“Sehingga pengetahuan gizi dan status kesehatan seseorang dapat mempengaruhi pembacaan dan pemahaman label gizi pada makanan. Oleh karena itu, perlu adanya suatu upaya pencegahan obesitas dengan pendampingan serta edukasi pembiasaan membaca informasi label gizi pada kemasan makanan dan penerapan kunci jajan sehat,” katanya.
Diketahui, PKM ini dilaksanakan di Aula Masjid Nuurul Yaqien Cirendeu, Ciputat Timur, Tangerang Selatan pada bulan juli 2022. Sasaran pada penelitian ini adalah remaja yang berada di wilayah masjid nuurul yaqien cirendeu, ciputat timur, tangerang selatan sebanyak 26 remaja yang terdiri dari laki-laki 14 orang dan perempuan 12 orang.
Pada kegiatan edukasi masyarakat ini, khususnya remaja sebagai investasi masa depan yang perlu lindungi dari berbagai tantangan yang mengancam.
Termasuk salah satunya permasalahan kesehatan yang menjadi fokus utama oleh Widya Asih Lestari, S.Gz., MKM (Dosen Gizi), Iswahyudi, STP., M. Si (Dosen Gizi) beserta Tim di wilayah Cireundeu, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, pada hari Minggu, tanggal 24 Juli 2022 di Aula Masjid Nuurul Yaqien.
Edukasi yang diberikan kepada remaja diharapkan dapat menjadi salah satu bentuk solusi terhadap masalah kesehatan di Indonesia saat ini.
Masalah kesehatan yang muncul saat ini berkaitan dengan gizi remaja terutama obesitas. Dimana salah satu penyebab dari munculnya obesitas ini adalah perilaku serta kebiasaan remaja dalam memilih makanan serta pola makan yang tidak seimbang.
Pola makan merupakan suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah jenis makanan dengan informasi gambaran dengan meliputi mempertahankan kesehatan, status gizi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit.
Dimana gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta perkembangan fisik dan kecerdasan bayi, anak-anak, remaja, serta seluruh kelompok umur.
Panduan Gizi seimbang dan isi piringku merupakan salah satu pedoman yang dapat digunakan untuk pemenuhan gizi keluarga maupun individu.
Remaja sebagai aset utama bagi masa depan perlu mengetahui bagaimana hubungan antara status gizi yang baik serta gizi seimbang dengan pembiasaan membaca informasi label gizi.
Media yang digunakan adalah power point, video, poster, serta alat pengukuran antropometri. Poster-poster yang digunakan diantara lain poster tentang Gizi Seimbang, Panduan piring makanku, masalah kesehatan remaja Indonesia, faktor Obesitas, bahaya obesitas, batas Gula, Garam, Lemak dan konsumsi air minum, pilih jajajan sehat, informasi nilai gizi.
Berkaitan dengan kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan, sebagian besar remaja kurang memahami bagaimana pengaturan makan yang sesuai gizi bagi remaja serta membaca informasi label gizi.
Editor: Ardi Priana