Menu

Mode Gelap

Kabar Dunia · 8 Jun 2022 04:02 WIB ·

Tujuan Komersial, Mulai 9 Juni Warga Thailand Boleh Tanam Ganja


					Reuters/Prapan Chankaew
Seorang pria mencium tanaman ganja di Pameran Ganja di Provinsi Buriram, Thailand. Perbesar

Reuters/Prapan Chankaew Seorang pria mencium tanaman ganja di Pameran Ganja di Provinsi Buriram, Thailand.

Warga Thailand mulai Kamis, 9 Juni bakal diizinkan tanam ganja dan ganja industri alias hemp di rumah untuk keperluan medis dan kuliner. Sebab pada hari itu pemerintah Thailand bakal mengeluarkan ganja dari daftar narkotika Kategori 5.

Untuk menanam ganja, warga Thailand dapat melakukan pendaftaran melalui aplikasi bernama Pluk Kan, yang dikembangkan dan dioperasikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand.

Dirangkum Suara.com dari BBC News Indonesia, ekstrak ganja dengan kadar Tetrahydrocannabinol (THC) melampaui 0,2% masih masuk daftar narkotika Kategori 5 Thailand.

THC merupakan zat psikoaktif yang terkandung dalam tanaman ganja. Zat ini terdapat pada daun dan ranting dengan kadar tertinggi pada pucuk tanaman betina yang sedang berbunga.

Situs Livescience.com menyebut ganja mengandung THC hingga 15%. Sedangkan ganja industri alias hemp memiliki kandungan THC bawah 0,5%.

Mulai 9 Juni, baik pihak penjual maupun pembeli ekstrak ganja dengan kadar THC di atas 0,2% harus memiliki lisensi penjualan narkotika dari pemerintah Thailand.

Di samping itu, siapa pun yang menjual tanaman ganja untuk tujuan komersial harus mengantongi izin dari pemerintah Thailand.

Divisi Pengendalian Mariyuana dari Badan Pengendali Obat dan Makanan Thailand menyatakan penggunaan ganja dan hemp untuk makanan dan minuman bakal diperbolehkan.

Adapun bagian yang diizinkan untuk dipakai pada produk makanan, menurut Kementerian Kesehatan Masyarakat, mencakup biji hemp, kulit batang, ranting, serat, akar, dan daun.

Pihak pengusaha bisa mendaftarkan resep makanan dengan kadar THC yang sesuai untuk mendapat label perizinan.

Tanaman ganja industri alias hemp—yang masih masuk keluarga Cannabis sativa l—sejatinya dapat digunakan untuk beragam produk.

Secara morfologi, hemp berukuran lebih tinggi dari ganja karena dapat mencapai lima meter. Batangnya lebih tebal dengan cabang dan bunga lebih sedikit.

Minyak biji hemp dapat diolah dengan etanol melalui proses transesterifikasi menghasilkan biodiesel sebagai pengganti solar.

Dalam proses transesterifikasi tersebut, hemp dapat menghasilkan gliserin sebagai bahan baku sabun serta bahan kosmetik dan perawatan kulit.

Sittichai Daengprasert adalah direktur eksekutif perusahaan farmaseutikal JSP di Thailand, distributor suplemen nutrisi dan obat-obatan.

Kepada Bangkok Post, Sittichai mengatakan langkah dekriminalisasi ganja bakal mendorong pengembangan ganja di bidang farmasi, kosmetik dan makanan.

Penggunaan ganja untuk kepentingan rekreasional, semisal diisap sebagai rokok untuk ‘giting’ atau keadaan nyaman tapi semu bagi pemakai, belum diizinkan pemerintah Thailand.

Pada 1 Juni, sebagaimana dilaporkan BBC Thai, Dr. Suwanchai Wattanayingcharoenchai selaku Direktur Jenderal Departemen Kesehatan dari Kementerian Kesehatan Masyarakat, telah menyetujui draf panduan pengendalian bau asap mariyuana.

Draf itu menyebutkan jika seseorang merokok ganja yang asapnya mengganggu warga, warga bisa mengadukan ke aparat.***

Artikel ini telah dibaca 62 kali

badge-check

Editorial Staff

Baca Lainnya

3 Drama yang Dibintangi Han So Hee, Menjadi Tranding

19 Maret 2023 - 02:13 WIB

korea

Meninggalkan Hubungan Dengan Taiwan, Honduras Berpaling Ke China! Begini Alasannya

17 Maret 2023 - 03:48 WIB

honduras

Pemerintah China Memutar Otak, Demi Tingkatkan Angka Kelahiran

17 Maret 2023 - 03:41 WIB

china

IMF Bahas Aset Kripto

1 Maret 2023 - 04:00 WIB

imf reuters mtb

Putin Klaim Hubungan Rusia-China Sangat Penting

23 Februari 2023 - 04:59 WIB

vladimir putin

AS Himbau Tiongkok Jika Rusia Bantu Invasi di Ukraina

20 Februari 2023 - 17:47 WIB

107188846 1675443208877 AP23034433662581
Trending di Kabar Dunia