Laporan Palsu Tenggelam di Kalimalang, Wahyu Suhada Cs Bikin Gondok Malah Ngeprank

Polisi membongkar aksi Wahyu Suhada mengarang cerita tewas tenggelam di Kalimalang Bekasi demi dapat klaim asuransi miliaran rupiah. (Wartakota)

BEKASI  – Laporan palsu mengenai hilangnya Wahyu Suhada (35) di Kalimalang, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, pada Sabtu (4/6/2022), demi klaim uang asuransi Rp3 miliar, merugikan banyak pihak.

Pasalnya, proses pencarian Wahyu yang disebutkan tenggelam lantaran terpental setelah ditabrak mobil Fortuner itu, telah melibatkan banyak unsur dan instansi pemerintah.

Selain kepolisian, pencarian Wahyu juga turut menyertakan tim evakuasi dari  Brimob, Basarnas, BPBD Kabupaten Bekasi dan relawan dari komunitas kemanusiaan.

Tak kurang dari 50 orang tim gabungan berpartisipasi dalam pencarian yang dilakukan hingga Minggu (5/6/2022) kemarin.

“Jumlah tim gabungan kemarin tak kurang dari 50 orang. Armada pakai 10 perahu karet. Kami sisir Kalimalang hingga sejauh 7 kilometer,” tutur Kabid Pencegahan Dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bekasi Muhammad Said di lokasi, Senin (6/6/2022).

Tim gabungan baru berhenti melakukan proses pencarian setelah polisi menemukan kejanggalan pada kasus kecelakaan tersebut, tepatnya pada Minggu sore.

Bahkan pihaknya mendapatkan informasi ternyata Wahyu sama sekali tak terpental dan tenggelam di Kalimalang akibat ditabrak mobil Fortuner.

“Ya menurut kami, ini sangat disayangkan dan mengecewakan. Terlebih seluruh publik yang mengetahui tentang ini, dan sangat disayang kan saja. Yang melakukan ini saya anggap tidak memiliki hati nurani, dan itu ngerjain kepolisian, Basarnas, ngerjain BPBD, komunitas-komunitas relawan yang berhari-hari di sini melakukan pencarian,” ucap Said.

Dalam menjalankan tugasnya, sambung Said, BPBD selalu mengatasnamakan kemanusiaan, terlebih lagi sa melakukan proses evakuasi orang yang tenggelam tanpa memandang status sosialnya.

Bahkan meski peluang untuk bisa ditemukan dalam kondisi bernyawa sangat kecil, BPBD tetap berupaya semaksimal mungkin hingga diketemukan.

“Kalau kami dari konteks kerelawanan itu, pure unsur kemanusiaan. Kalau ada yang melaporkan orang tenggelam, di mana pun di wilayah Kabupaten Bekasi. Kami tidak menanyakan urusan-urusan lain,” katanya.

Ia berharap agar kejadian tersebut bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat agar tak mencederai rasa kemanusiaan tim gabungan dan relawan yang bersedia melakukan pencarian dari pagi hingga malam. (Wartakota/terkenal)

Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup