Debat Perdana Pilkada Kabupaten Bekasi: Akademisi Nilai Para Paslon Kurang Berinovasi

Debat perdana Pilkada Kabupaten Bekasi. Foto: Tangkapan layar.

Usai debat perdana Pilkada Kabupaten Bekasi yang digelar KPU disalah satu stasiun televisi swasta, Akademisi dari Sosiolog Fisip Unisma Bekasi DR. Andi Sopandi, M.Si memberikan pandangan dalam debat tersebut.

Saat dihubungi redakasi terkenal.co.id, Andi Sopandi megatakan ada indikator kelebihan dan kekurangan dari semua pasangan calon (paslon) saat debat tersebut. Menurut dia, secara keseluruhan ada identifikasi permasalahan setiap paslon.

“Pertama secara keseluruhan saya melihat debat kemarin ada 3 hal yang terpenting dalam sejauh mana kemampuan dari nomor 1, 2, 3 calon ini untuk mengidentifikasi permasalahan sub indikator yang ditanyakan kemarin,” kata Andi kepada terkenal.co.id pada 4 November 2024.

“Kedua melihat kamampuan dari setiap pasangan calon faktor apa saja masalah setiap sub indikitoar bahan diskusi debat itu. Ketiga adalah bagaimana kepuasan penonton televisi terkait strategis dalam merumuskan program solutif dan inovatif dari sub indikator yang ditanyakan,” sambung pria yang juga menjabat sebagai sekertaris umum BKMB Bhagasasi ini.

Menurut Andi, calon Bupati Bekasi nomor urut 1 lebih unggul dalam penyampaian debat tersebut. Sebab, Dani Ramdan adalah seorang birokrat yang pernah menjabat sebagai Pj Bupati Bekasi. Dengan itu, Dani Ramdan dinilai mampu dalam menguasai debat tersebut.

“Memang pak dani itu lebih unggul, dia pernah jabat Pj jadi daya ingatnya kental melakukan dalam pemerintahan dari pandangan deskripsi sangat menguasai jadi kelebihannya disitu,” ungkap Dosen Unisma ini.

Tak hanya kelebihan, Andi juga memberikan pandangan kekurangan Dani Ramdan. Bahwa Dani masih minim menyampaikan inovasi dalam debat publik tersebut.

“Kekurang Dani Ramdan, beliau belum menyampaikan invioasi-inovasi apa saja yang digagas, banyak yang diungkapnya itu hanya saat menjabat jadi Pj, Kelebihannya lagi punya konsultan politik khusus pak Dani itu kalo tidak salah, jadi terlihat terstruktur dalam menyampaian tema,” ujarnya.

“Catatan beliau tidak melihat sisi dari kearifan lokal, dalam bidang pendidikan, masalah klasik ini kan berkaitan tenaga pendidikan itu dilakukan untuk pembentukan karakter yang harus diutamakan, jadi melihat seperti itu sisi menariknya, tadi penguasan beliau aspek permasalahan sangat kuat,” kata Andi lagi.

Lebih lanjut, Andi berujar, berbeda hal dengan paslon 02 (Ade-Asep) dan 03 (BN Holik-Faizal) dari pertanyaan secara tiba-tiba diberikan hasil undian panelis seperti kaget. Contoh, BN Holik diberikan tema tentang kesehatan pihaknya langsung buyar.

“Tiba-tiba pak BN Holik hasil dari undian diberikan tentang kesehatan, menggali faktor, strategi, agak blank berbicara kesehatan. Jadi sepertinya terkesan tidak ada data, ungkap identifikasi permasalah bidang kesehatan. Namun, kemampuannya dalam orasi, mantan Ketua DPRD ini punya nilai plus jadi itu menariknya,” bebernya.

“Disisi lain, BN Holik beliau dibantu Wakilnya mampu memakai basis data sudah cukup baik tentang kesehatan solusi yang disodorkan, mulai lebih dari program mengajukan masalah palayanan, perbaikan infrastruktur, stabilkan keuangan, SDM dan Seni Budaya. Bahkan, kuliner bekasi walaupun temanya yang dibahas kesehatan wakilnya tambahkan tema lain,” ungkap Andi.

Sementara, kata Andi, Ade Kuswara Kunang ini calon yang termuda, saat diberikan tema keagamaan dan aktivitas budaya di Kabupaten Bekasi. Ade bisa mendorong dari basis kaum-kaum muda untuk hal itu. Namun, jawaban Ade hanya sekedar secara umum saja tidak dengan spesifikasi mendalam.

“Saya kira aktivitas kebudayaan dengan kegamaan, idealnya disampaikan adalah inovasi berkait peningkatan kegamaan di kalangan muda, sebenernya invosi apa dalam pemberdayaan kepemudaan kalo itu dijawab bisa suatu luar baisa,” kata Andi.

“Kalo itu dimuncul di programnya, dimana kita ketahui Bekasi Kota Insan yah, tapi jawbannya Ade lebih umum. Untuk visi-misi cukup luar biasa dari paslon 3 bernarasi bangkit maju sejahtera. Saya kira ini menjadi kata kunci juga untuk nanti mudah-mudahn ini bisa muncul untuk debat berikutnya,” papar Andi.

Diakhir, Andi menjelaskan kekuatan paslon 02 dan -3 porsinya lebih kuat di pengembangan budaya kearifan lokal bekaitan debat berikutnya nanti, hari pertama tidak menjadi point terutama pemilih.

“Debat politik ini segmentasinya belum tentu menjangkau seluruh Kabupaten Bekasi. Bahkan pada dilevel bawah. Nah, tetap nanti ada faktor lain diluar debat, dalam teori klientelisme bagaimana kegiatan poltik senyap yang bisa dijangkau turun kebawah, bagaiaman kemampuan kontrak politik bisa diterima masyarakat dalam bentuk real untuk mempengaruhi elektabilitas kepada seluruh pasangan calon,” pungkasnya.

Tutup