Langka Minyak Goreng, PB HMI Minta Presiden RI Evaluasi Menteri Lutfi dan Airlangga

Ilustrasi minyak goreng

JAKARTA – Kenaikan harga minyak goreng kemasan maupun curah yang tak terkendali mendapat respon keras dari Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI).

Pasalnya kenaikan tersebut terjadi di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang sedang turun. Hal itu dianggap oleh Ketua Bidang Perguruan Tinggi, Pemuda dan Kemahasiswaan PB HMI, Akmal Fahmi sebagai bentuk kegagalan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.

“Minyak goreng itu kebutuhan mendasar masyarakat, mestinya harga dapat dikendalikan agar tidak mencekik rakyat yang sedang susah ekonomi di era pandemi ini. Jika harga naik dan tak terkendali, maka ini jelas kegagalan Menko Ekonomi dan Mendag,” kata Akmal keterangan tertulisnya, Senin (21/2/2022).

Ia pun mempertanyakan sikap diam dari Menko Perekonomian Airlangga Hartarto setelah beberapa waktu lalu mengklaim secara berlebihan turunnya harga minyak goreng merupakan keberhasilannya.

“Kemarin waktu pernah turun harganya, heboh sekali, sekarang naik, suaranya dimana? Apa yang yang kemarin itu hoax?,”kata dia.

Menurutnya Menteri Airlangga dan Menteri Muhammad Lutfi harus bertanggungjawab atas kenaikan harga minyak goreng, sebab kenaikan harga minyak merupakan persoalan yang sangat fundamental bagi kebutuhan masyarakat.

“Presiden harus mengevaluasi Pak Airlangga dan Pak Lutfi, sebab atas ketidakmampuan mereka lah ini terjadi, ini langsung dampaknya ke masyarakat, harus evaluasi,” ujarnya ia.

Seperti diketahui sebelumnya, harga minyak goreng mahal terjadi karena tingginya harga CPO. Kenaikan CPO di pasar dunia terutama disebabkan oleh menipisnya pasokan.

Dua negara penghasil CPO terbesar dunia, Indonesia dan Malaysia, disebut mengalami penurunan produksi. Potensi kenaikan harga minyak goreng dalam negeri itu juga disebabkan karena sebagian besar industri hilir CPO masih belum terintegrasi dengan kebun sawit. 

Hal itu mengakibatkan produsen minyak goreng membeli CPO yang sudah mengalami kenaikan harga di pasar dunia.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan sebagian besar distributor masih menahan pasokan minyak goreng

Lutfi mengatakan kementeriannya sudah menyalurkan sekitar 73 juta liter minyak goreng untuk menutupi keperluan masyarakat di angka 280 juta liter pada Februari 2022.

“Dalam empat hari terakhir kita sudah menggelontorkan 73 juta liter minyak goreng di seluruh Indonesia, yang kebutuhannya biasanya hanya separuh atau malah tidak sampai separuh dari 73 juta liter itu. Tapi karena ini barangnya masih jarang kita ingin pastikan distribusi turun segera,” kata Lutfi saat meninjau Pasar Tambak Rejo, Surabaya, dikutip dari Kontan, Jumat (18/2/2022).

Selain itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berjanji mencari solusi atas kurangnya ketersediaan minyak goreng curah di Provinsi Lampung.

“Tadi sempat ada pedagang toko di dalam yang mengeluhkan kesulitan mendapat pasokan minyak goreng curah,” ujar Airlangga di Bandarlampung, kutip dari Tempo Sabtu, 12 Februari 2022.

Editor: Shelly Oktaviani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup