OPINI: Bandung Kota Kembang yang Masih Sibuk Berkembang

Gedung Sate di Kota Bandung, Jawa Barat. (ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI)

Dua dari tiga wali kota Bandung dalam 20 tahun terakhir ini tersandung kasus korupsi. Bagi kita, warga Bandung, kenyataan ini lebih dari sekadar mengecewakan—ini sangat menjengkelkan.

Bandung, yang seharusnya menjadi contoh kota maju dengan segala potensinya, malah terjebak dalam stagnasi yang berkepanjangan.

Selama dua dekade terakhir, bukannya melihat peningkatan kualitas hidup, kita justru terus dihadapkan pada masalah yang berulang dari satu periode pemerintahan ke periode berikutnya.

Masalah Kota yang Terus Berulang

Setiap kali kita berbicara tentang masalah Bandung, daftar keluhan yang muncul selalu sama: sampah yang menumpuk, kemacetan yang semakin parah, maraknya kejahatan seperti begal, banjir yang terjadi setiap musim hujan, buruknya sistem transportasi publik, serta susahnya mencari lapangan pekerjaan yang layak.

Setiap pergantian wali kota, harapan kita selalu sama—bahwa kali ini akan ada perubahan yang berarti. Namun, kenyataannya, setiap wali kota seolah hanya melanjutkan program-program gagal dari pendahulunya.

Stagnasi yang Berlarut-Larut

Bandung, dengan segala potensinya, bisa saja menjadi kota yang memimpin dalam inovasi dan kemajuan di Indonesia. Kita punya institusi perguruan tinggi ternama, anak-anak muda kreatif, dan infrastruktur yang sudah mulai berkembang.

Namun, potensi ini seakan hanya menjadi modal yang tidak pernah diolah. Bandingkan dengan Silicon Valley di Amerika Serikat, di mana lembaga pendidikan dan industri teknologi bersinergi untuk menciptakan ekosistem inovatif yang menggerakkan perekonomian global.

Mengapa hal yang sama tidak terjadi di Bandung?

Salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya visi yang jelas dari para pemimpin kita. Setiap pemilihan wali kota, janji-janji perubahan selalu menjadi jualan utama.

Namun, begitu mereka duduk di kursi kekuasaan, janji-janji itu hilang di balik kebijakan yang tidak terencana atau terjebak dalam rutinitas lama.

Hasilnya, Bandung seolah berjalan di tempat, dengan masalah-masalah yang terus berulang tanpa solusi berarti.

Kebutuhan Mendesak Akan Perubahan Signifikan

Bandung tidak bisa lagi bertahan dengan status quo yang hanya akan membawa kita kembali ke siklus stagnasi. Bandung butuh perubahan signifikan—bukan hanya dalam hal kebijakan, tetapi juga dalam cara berpikir dan bertindak pemimpinnya.

Kita ingin Bandung menjadi kota yang tidak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga membuat warganya bahagia dan sejahtera.

Warga Bandung layak mendapatkan kota yang lebih baik, yang memperhatikan kesejahteraan mereka dan menciptakan lingkungan hidup yang nyaman.

Bandung harus menjadi kota yang hijau, dengan sistem transportasi publik yang efisien dan kebijakan pembangunan yang mengedepankan keberlanjutan lingkungan.

Kita ingin Bandung menjadi kota yang menyediakan lapangan pekerjaan yang layak, menjamin kesejahteraan pekerjanya, dan menghadirkan kualitas hidup yang lebih baik bagi seluruh warganya.

Bandung Butuh Pemimpin yang Berani Berubah

Untuk mewujudkan semua itu, kita butuh pemimpin yang berani melakukan perubahan. Pemimpin yang tidak hanya menjanjikan perubahan, tetapi juga memiliki kapasitas untuk mewujudkannya.

Pemimpin yang memahami bahwa untuk membawa Bandung maju, diperlukan keberanian untuk memutus rantai program-program gagal, dan menggantikannya dengan kebijakan inovatif yang membawa solusi nyata.

Bandung memiliki semua modal untuk menjadi kota yang maju dan membahagiakan warganya, tetapi tanpa kepemimpinan yang visioner dan berani, modal ini hanya akan menjadi potensi yang sia-sia.

Dalam pemilihan wali kota yang akan datang, mari kita bersama-sama memilih pemimpin yang benar-benar peduli dengan masa depan Bandung.

Pemimpin yang memiliki visi jangka panjang, yang siap membawa perubahan besar untuk Bandung yang lebih baik.

Kesimpulan: Bandung Butuh Perubahan Sekarang

Bandung adalah kota yang luar biasa, dengan potensi yang besar. Namun, selama 20 tahun terakhir, potensi ini terhalang oleh tata kelola pemerintahan yang tidak efektif dan pemimpin yang tidak visioner. Ini adalah saatnya untuk mengakhiri stagnasi ini dan membawa Bandung ke arah yang lebih baik.

Kita butuh perubahan sekarang, lebih dari sebelumnya. Bandung membutuhkan pemimpin yang mampu membawa inovasi dalam pemerintahan, yang berani mengambil keputusan sulit demi masa depan yang lebih baik.

Mari kita wujudkan Bandung yang maju, Bandung yang sejahtera, dan Bandung yang membuat kita semua bahagia tinggal di dalamnya.

Penulis: Ramdan Maulana (Wakil Ketua KNPI Jawa Barat)

Tutup