Keputihan Saat Hamil, Kini Mom Perlu Tahu Serba-serbinya

Ilustrasi

Keputihan dapat terjadi di tiap trimester kehamilan, Bunda. Namun, umumnya keputihan menjadi tanda awal kehamilan bersama dengan mual dan muntah.

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), keputihan adalah hal yang normal. Vagina mulai mengeluarkan cairan selama masa pubertas. Sebagian besar isinya adalah air dan juga mikroorganisme.

Tim Naviri dalam Buku Pintar Ibu Hamil menjelaskan bahwa tidak sedikit wanita yang mengalami keputihan, terutama saat hamil. Pada waktu kehamilan, keputihan dapat terjadi karena perubahan hormonal, Bunda.

“Perubahan hormonal menyebabkan peningkatan produksi cairan vagina, serta menurunkan keasaman vagina yang kemudian memicu terjadinya keputihan,” tulis Tim Naviri dalam bukunya.

Selama kehamilan, keputihan dapat dikategorikan normal bila cairan yang keluar berwarna jernih atau sedikit kekuningan dan kental seperti lendir.

Selain itu, cairan ini tidak berbau atau menimbulkan rasa gatal. Namun, bila cairan yang keluar disertai bau, rasa gatal, nyeri saat buang air kecil, dan warnanya sudah berubah kehijauan serta bercampur darah, maka keputihan bisa dikategorikan tidak normal.

Kondisi ini dapat memengaruhi kesehatan Bunda hamil dan janinnya.

Penyebab keputihan

Penyebab umum keputihan tidak normal biasanya adalah bakteri atau infeksi jamur, Bunda. Infeksi jamur atau disebut Candidiasis merupakan penyebab umum keputihan yang dialami wanita, lalu setelahnya adalah infeksi bakteri vaginosis, trikomoniasis, dan gonorehoe.

“Keputihan yang tidak normal bisa membahayakan kehamilan ibu dan janin bila tidak segera diberikan penanganan serius,” ujar Tim Naviri.

Kepala Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Dr. dr. Suskhan Djusad, Sp.OG (K), mengatakan bahwa keputihan mungkin bisa menyebabkan sakit perut bagian bawah selama kehamilan. Kondisi ini umumnya disebabkan karena infeksi tersebut, Bunda.

“Pada ibu hamil yang mengalami infeksi akan terjadi reaksi sehingga menyebabkan kontraksi. Infeksi dapat masuk ke rahim ibu. Akibatnya, perut ibu menjadi kencang dan terasa sangat sakit,” kata Suskhan kepada HaiBunda, beberapa waktu lalu.

Selain infeksi dan perubahan hormon, keputihan juga dapat terjadi karena perubahan leher rahim selama kehamilan. Mengutip Healthline, saat serviks dan dinding vagina melunak, tubuh akan memproduksi cairan berlebih untuk melindunginya.

Sementara itu, peningkatan cairan keputihan dapat terjadi karena kepala bayi yang menekan leher rahim di akhir trimester kehamilan.

Dampak keputihan pada ibu hamil

Keputihan yang disebabkan karena infeksi dapat menimbulkan bahaya bagi Bunda dan janin. Berikut 5 dampak keputihan berdasarkan faktor penyebabnya:

1 Infeksi klamidia sebagai penyebab keputihan dapat menimbulkan terjadinya kelahiran prematur karena pecahnya selaput ketuban sebelum waktunya. Infeksi klamidia juga bisa menyebabkan terjadinya keguguran hingga kematian ibu dan janin bila tidak segera ditangani.

2 Infeksi virus Herpes Simpleks sebagai penyebab keputihan dapat menimbulkan radang pada otak bayi (ensefalitis).

3 Infeksi jamur Candida dapat meningkatkan risiko terjadinya epilepsi pada bayi.

4 Infeksi HPV dapat memicu terjadinya papiloma laring pada bayi yang menyebabkan gangguan pernapasan dan pencernaan pada bayi hingga menimbulkan kematian.

5 Infeksi bakteri Neisserea gonorrhoeae dapat menyebabkan infeksi pada maya bayi hingga menimbulkan kebutaan.

Keputihan juga bisa jadi penyebab radang panggul karena infeksi kuman dan bakteri gram positif dan gram negatif. Infeksi bisa ditularkan saat berhubungan seksual dengan pasangan.

“Gejala radang panggul adalah keputihan yang lama-kelamaan menjadi berbau dan nyeri di perut bagian bawah. Meski terjadi di organ reproduksi, radang panggul tidak akan mengganggu siklus haid,” ujar Suskhan.

Arti warna keputihan

Keputihan yang normal adalah berwarna jernih hingga putih atau sedikit kekuningan. Pada kasus keputihan yang tidak normal, warna cairan berubah disertai bau tidak enak.

Setiap warna ternyata memiliki arti atau dapat menjadi tanda bahaya, Bunda. Berikut arti warna keputihan dari yang normal sampai tidak normal, seperti melansir dari Medical News Today:

1 Warna putih jernih atau bening biasanya merupakan keputihan yang normal dan sehat bila tidak berbau. Bila terus terjadi peningkatan cairan hingga menjadi kental, segera ke dokter untuk memeriksakan kondisi.

2 Warna putih kental menyerupai keju bisa mengindikasikan infeksi jamur. Gejala ini umumnya disertai rasa gatal, panas, serta nyeri saat buang air kecil dan berhubungan seksual.

3 Warna hijau atau kekuningan menandakan telah terjadi Infeksi Menular Seksual (IMS), seperti klamidia atau trikomoniasis. Gejala ini bisa disertai kemerahan atau iritasi pada alat kelamin yang dapat membahayakan ibu dan janin.

4 Warna abu-abu dapat menandakan infeksi bakteri vaginosis, terutama bila muncul bau yang kuat setelah berhubungan seksual.

5 Warna cokelat umumnya menjadi tanda awal kehamilan yang tidak perlu dikhawatirkan. Namun, bila keputihan berwarna cokelat tua, Bunda bisa periksa ke dokter.

6 Warna merah muda pada keputihan perlu diwaspadai bila terjadi di awal atau akhir kehamilan. Ini dapat menjadi tanda keguguran atau kehamilan ektopik.

7 Warna merah disertai gumpalan dapat menjadi tanda pendarahan bila muncul bersamaan dengan kram dan sakit perut. Segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan untuk mencegah keguguran.

Penanganan keputihan saat hamil

Pada kasus keputihan yang masih normal, Bunda hamil biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus. Namun, Bunda perlu menjaga kebersihan organ intim secara benar dan teratur agar tidak memberatkan kondisi.

Nah, pada kasus keputihan yang tidak normal, penanganan medis diperlukan supaya tidak membahayakan kehamilan. Dokter kandungan umumnya akan menangani keputihan sesuai dengan penyebab keputihan. Kemudian, dokter akan memilih metode aman untuk ibu dan janinnya.

Berikut beberapa penanganan keputihan berdasarkan penyebabnya, menurut Tim Naviri:

1 Penanganan keputihan yang disebabkan infeksi Candida adalah pengobatan lokal dengan krim atau sejenis kapsul yang dimasukkan ke vagina.

2 Pada kasus yang disebabkan infeksi bakteri, penanganan adalah dengan memberikan obat untuk diminum.

3 Bila disebabkan Neisserea gonorrhoeae, maka dokter akan memberikan obat suntikan atau obat yang diminum.

Mencegah keputihan saat hamil

Keputihan dapat dicegah selama hamil dengan melakukan 7 hal berikut:

1 Menjaga kebersihan organ intim dengan membersihkan dan mengeringkan daerah kemaluan setiap kali buang air. Basuh dengan benar dari arah depan ke belakang.

2 Pilih celana dalam yang terbuat dari bahan katun dan mudah menyerap keringat. Hindari menggunakan celana dalam yang basah dan lembap.

3 Hindari penggunaan sabun mandi atau pembersih vagina yang bersifat antiseptik.

4 Sebaiknya hindari dulu pemakaian pantyliner karena bahan kapasnya dapat menjadi tempat bakteri berkembang biak.

5 Hindari mandi berendam air panas atau hangat karena jamur lebih mudah tumbuh di suasana yang hangat.

6 Segera ke dokter bila keputihan sudah berubah warna, berbau, dan terasa gatal.

7 Konsumsi makanan sehat dan hindari makanan yang mengandung terlalu banyak gula karena bisa meningkatkan risiko infeksi jamur.

Source: haibunda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup