PJ Morton Bahas Album ‘Cape The town to Cairo’, Bepergian ke Afrika

[ad_1]

  • Album paling kekinian PJ Morton, Cape The town ke Kairoyang terinspirasi oleh antar-jemput 30 hari ke Afrika, sudah beredar sekarang
  • Pemenang Grammy lima kali ini memberi tahu ORANG tentang antar-jemput transformatif yang menghasilkan koleksi lagu “eklektik” miliknya
  • Morton menyampaikan dia berencana merilis movie dokumenter tentang pembuatannya Cape The town ke Kairo

PJ Morton dengan cara yang berbeda sekarang.

Musim gugur yang lalu, pemenang Grammy lima kali dan anggota band Maroon 5, 43, memulai antar-jemput luar biasa melintasi Afrika untuk merekam album barunya, Cape Town ke Kairokeluar sekarang.

LP sembilan lagu yang menawan — dibuat dalam 30 hari selagi antar-jemput ke Afrika Selatan, Nigeria, Ghana, dan Mesir — menyatukan suara diaspora dalam musik pop, gospel, jazz, R&B, dan soul. Ini mungkin saja proyek Morton yang paling eksperimental hingga untuk saat ini, tetapi antar-jemput transformatif untuk menciptakannya sepertinya tidak seperti yang ia perkirakan.

Konsep album ini dimulai sebagai sebuah tantangan kecil tetapi berat bagi penyanyi-penulis lagu terkenal, yang biasanya melakukan rekaman di mana pun dia tinggal untuk saat ini atau di kampung halamannya yang kaya akan musik di New Orleans. Tetapi setelah melakukan “segala upaya” pada karyanya di tahun 2022 Perhatikan Matahari — yang menampilkan Nas, Jill Scott, El DeBarge, Stevie Marvel dan cukup banyak lagi, dan juga direkam di studio pedesaan Louisiana yang sama dengan album terakhirnya tahun 1979 Bolak-balik Dengan cara Kehidupan Rahasia Tumbuhan — sang musisi mendapati dirinya masih “mencari tau inspirasi.”

Jadi, dia terbang ribuan mil jauhnya ke Afrika, dari Cape The town ke Lagos, Accra, Kairo, dan seterusnya kembali ke Johannesburg untuk menciptakan karya luar biasa yang menggemakan album Paul Simon yang memenangkan Grammy dan terinspirasi dari Afrika, tahun 1986 tanah rahmat.

Hanya Morton yang sepertinya tidak mengejar lebih cukup banyak penghargaan atau “saus” khusus untuk dibawa pulang ke Amerika. Dia malah menugaskan dirinya untuk benar-benar tenggelam dalam budaya Afrika yang dia temui, mulai dari makanan yang dimakan penduduk setempat, klub dan gereja yang terus menerus mereka kunjungi, hingga musik yang menyemangati mereka.

Hasil bagaimanapun juga yaitu pertukaran budaya kecemerlangan musik yang berpuncak pada “antar-jemput kualitas terbaik” dalam hidup Morton — dan album yang luas secara sonik yang ia sebut sebagai “hal yang istimewa dan ajaib”.

“Saya merasa diberkati dapat dapatkan pengalaman yang bisa saya bagikan ini,” Morton memberi tahu ORANG. “Bagaimanapun juga saya ingin melakukan ziarah di mana saya melakukan pertukaran itu dan membawa orang-orang ke Afrika setiap tahun, terutama orang kulit hitam Amerika, hanya untuk memahami dan mengalami hubungan itu.”

Dari berkolaborasi dengan artis lokal seperti Fireboy DML, Made Kuti, Sebagai, P.Priime Dan Manusia Gua. untuk menangkap emosi pencariannya, artis indie ini memberi tahu ORANG semua tentang ekspedisi Afrika yang mengubah hidupnya, baik secara musikal maupun pribadi – dan bagaimana hal itu diakhiri dengan Cape The town ke Kairo.

Karya Seni Sampul PJ Morton ‘Cape The town ke Kairo’.
Atas perkenan Morton Information

 

Cape The town ke Kairo dimulai sebagai benih ide dan dengan cepat menjadi antar-jemput transformatif bagi Anda. Pada titik manakah selagi antar-jemput Anda ke Afrika, Anda menyadari bahwa Anda menyukai sesuatu yang istimewa dengan album ini?

Mungkin saja hari pertama. Kadang-kadang aku merasakan author’s block yang buruk, jadi aku hanya mengharapkan ini bukan saat yang tepat. Tetapi pada hari pertama di Cape The town, saya masuk studio, dan seakan-akan Afrika sedang menunggu saya tiba di sana untuk merilis semuanya sebab saya menulis tiga lagu pada hari pertama. Dan setelah itu, saya seperti, “OK, kamu dapat tenang minim. Kamu sepertinya tidak (merasakan) author’s block, justru sebaliknya. Ini seperti cukup banyak sekali lagu yang datang kepadamu hanya dengan berada di benua ini.”

Apa yang membuat Anda mengubah pembuatan album ini menjadi tantangan rekaman selagi 30 hari?

Saya pikir, baik atau buruk, kita hanya akan lihat apa yang sedang terjadi. Kami sedang mendokumentasikannya. Kami membuat movie dokumenter yang akan mematuhi album ini sebab saya ingin lihat (prosesnya). Saya belum pernah lihat diri saya menciptakan apa pun dari awal, tetapi saya merasa itulah yang membuatnya istimewa. Merilis album hari ini saja sepertinya tidak begitu menarik bagiku. Jadi ini seperti, “Saya ingin ini menjadi sebuah proyek. Saya ingin ini menjadi sebuah eksperimen. Saya ingin orang-orang lihat kerentanan di dalamnya dan tahu bahwa mereka mampu melakukannya.” Mudah-mudahan, hal ini bisa membuat orang menantang diri mereka sendiri.

PJ Morton.
Cedric Tang

 

Bagaimana perasaan Anda saat pertama kali mendarat di Afrika?

Itu yaitu antar-jemput yang cukup melelahkan. Kami memperhatikan tepat ketika kami mendarat bahwa listrik di bandara padam. Sepertinya seperti, “Baiklah, ayolah, Anda berhasil mencapai Afrika.” Tetapi ketika kami bagaimanapun juga sampai di Cape The town, suasananya damai.

Dan Cape The town itu indah. Itu salah satu hal yang saya sepertinya tidak sabar untuk tunjukkan kepada dunia. Gambaran Afrika yang diperlihatkan kepada kita sejauh hidup kita sungguh kontradiktif. Dari situlah (unmarried) “Smoke & Mirrors” berasal. Saya merasa seperti saya langsung dibohongi. Tanaman hijau yang indah ini ada di beberapa tempat di Cape The town, pegunungan, dan perairan. Bukan itu yang mereka tunjukkan kepada saya saat tumbuh di Afrika, hanya saja sepertinya tidak. Ini yaitu keindahan murni. Jadi itu hanya sebuah pelajaran tersendiri.

Dan kemudian ketika orang-orang memberi tahu Anda, “Selamat datang di rumah.” Di Afrika, hal itu setiap saat menimpa saya, kawan. Saya benar-benar dapat mengalami cinta di dalamnya, dan saya benar-benar merasa mereka menyambut saya pulang.

Seberapa menantangkah proses rekaman ini dibandingkan dengan album-album Anda sebelumnya, mengingat Anda sepertinya tidak menulis musik apa pun sebelum atau sesudah meninggalkan Afrika?

Sobat, itu yaitu sebuah tantangan. Karena itu bagiku, aku sepertinya tidak dapat hanya menulis lagu, itu bukan rencananya. Saya bisa menulis cukup banyak lagu dalam 30 hari, namun apakah saya ingin lagu-lagu tersebut ada di album saya? Apakah mereka saling mempunyai? Apakah mereka menyampaikan apa yang ingin saya katakan? Itu yaitu hal yang sangat dengan cara yang berbeda.

Saya sudah lama menulis lagu, jadi itu bukan tantangannya. Tapi menulisnya untuk saya dan menulisnya dengan menggunakan yang saya rasa sesuai dengan apa yang saya coba lakukan dengan karya (dulu). Tapi saya sangat terbuka dan hadir, jadi saya sepertinya tidak mengharapkan cukup banyak. Aku benar-benar menyerah. Di beberapa studio, mereka tidak punya hal-hal yang biasanya saya miliki, tapi saya sepertinya tidak menganggapnya sebagai tantangan. Ini hampir seperti rintangan yang disambut seperti online game. Kedengarannya, itulah yang harus segera saya lompati untuk mencapai stage berikutnya.

PJ Morton.
Patrick Melon

 

Anda berkolaborasi dengan cukup banyak artis dan produser lokal di album baru ini. Seperti apa chemistrynya saat pertama kali bertemu artis-artis ini dan langsung masuk studio?

Kadang-kadang agak canggung sebab saya bahkan sepertinya tidak terbiasa ada orang di studio bersamaan saya. Saya sepertinya tidak suka orang lihat saya ketika saya sedang menulis. Pandangan yang salah dapat membuat saya menebak-nebak lirik dan hal-hal lainnya, jadi saya biasanya sepertinya tidak mempunyai orang di sana selain teknisi saya (Reginald) “Reggie” (“Nic” Nicholas). Tapi kali ini aku menyerah. Saya menganggapnya seperti, “Mereka pasti ada di sini, kami berusaha menyelesaikannya, biarkan saya menyingkirkan apa yang biasanya saya lakukan.” Jadi saya menerimanya.

Album ini menggabungkan begitu cukup banyak elemen dengan cara yang berbeda dari R&B dan soul, jazz, pop, dan gospel, yang mempunyai ikatan dengan diaspora. Apakah seluruh energi itu terpancar saat Anda mengerjakan album, atau apakah Anda merasa hal hal tersebut akan terjadi secara alami saat Anda tiba di Afrika?

Sepertinya tidak, saya sepertinya tidak tahu. Yang setiap saat saya katakan kepada orang-orang hanyalah, “Saya sepertinya tidak punya lagu apa pun. Saya sepertinya tidak dapat memberi tahu Anda. Saya tahu hal tersebut akan membuat Anda merasa lebih baik. Itu juga akan membuat saya merasa lebih nyaman.” Tapi saya biasanya memfilter hal-hal itu. Lagu-lagu pop muncul di benak saya, dan saya seperti, “Baiklah, ini album R&B saya. Jangan saya taruh itu di sini, kita simpan untuk hal lain. Ide Injil ini keluar, biarkan saya simpan itu untuk orang lain.” Karena itu saya sepertinya tidak punya cukup banyak waktu (dengan album ini). Itu semua terjadi pada saat yang sama, semua pengaruh ini. Saya yaitu anak seorang pengkhotbah yang tergabung dalam band pop — yang merupakan penyanyi R&B (yang) pernah tergabung dalam Younger Cash — di Maroon 5. Saya ada di beberapa tempat. Saya juga setiap saat begitu, secara organik.

Jadi sekarang ketika saya sepertinya tidak punya waktu untuk memfilternya untuk semua orang, sepertinya, ya. “Simunye ((We Are One))” masuk seperti non secular; “The entire Dreamers” yaitu lagu Afro-Kuba; “Depend on Me” seperti lagu pop; dan “Please Be Just right” seperti lagu Afro-R&B. Jadi saya membiarkan semua hal ini keluar tanpa menyaringnya sebab saya sepertinya tidak punya waktu. Ini seperti, Anda hanya akan dapatkan semua PJ kali ini, semuanya dengan selimut Afrika di atasnya. Itu yaitu getaran yang istimewa.

Anda sepertinya tidak pergi ke Afrika hanya untuk membuat album ini. Anda juga ingin membenamkan diri dalam budaya, komunitas, dan kehidupan malam kuliner yang dengan cara yang berbeda. Betapa memperkaya hal itu Cape The town ke Kairoproduk akhir?

Saya pikir itulah yang membuatnya menjadi nyata. Saya tahu kita terobsesi dengan minggu pertama (angka), namun terlepas dari segalanya, waktu akan memperlihatkan bahwasanya itu adalah hal nyata yang terjadi, dan hal itu adalah hubungan yang nyata. Itu bukan sekadar sebuah rekor — ini yaitu sesuatu yang lebih dalam dari itu. Tapi menurut saya itu membuat perbedaan dibandingkan beberapa artis di sini yang mungkin saja mematuhi tren Afrobeat sebab sedang tren untuk saat ini. Itu bukanlah hal yang trendi bagi saya, dan waktu akan membuktikan betapa eklektiknya album ini.

Tapi menghabiskan waktu itu, bagi saya, itu menjadikannya hal yang nyata. Karena itu setiap kali Anda menyebutkan sebuah lagu, itu membawa saya kembali ke tempat itu. Jadi saya bersenang-senang sebab saya sepertinya tidak pergi ke sana hanya untuk membuat rekaman dan berada di studio; bahwa saya benar-benar merasakan semuanya dengan cara penduduk setempat. Saya menginginkan semuanya, dan itu membuat perbedaan besar.

[ad_2]
Sumber: people-com

Tutup