Konflik bersenjata mencapai rekor pasca-Perang Dunia II pada tahun 2023 | Berita

Jumlah konflik di seluruh dunia mencapai 59 tahun lalu dan 28 terjadi di Afrika.

Sebuah studi baru menemukan bahwa lebih cukup banyak konflik bersenjata yang terjadi pada tahun 2023 dibandingkan tahun-tahun lainnya sejak berakhirnya Perang Dunia II.

Institut Observasi Perdamaian Oslo (PRIO) menyampaikan 59 konflik bersenjata terjadi di seluruh dunia tahun lalu, yang dipimpin oleh perang di Ukraina dan Gaza.

Dua puluh delapan konflik terjadi di Afrika, diikuti oleh Asia dengan 17 konflik dan Timur Tengah dengan 10 konflik. Hanya tiga konflik yang tercatat di Eropa dan satu contoh terjadi di Amerika.

Meski jumlah konflik meningkat pada tahun lalu, jumlah negara yang merasakan konflik menurun dari 39 negara pada tahun 2022 menjadi 34 negara.

Meningkatnya jumlah konflik sebagian bisa disebabkan oleh penyebaran ISIS di Asia dan Timur Tengah dan keterlibatan aktor non-negara secara umum. Hal ini semakin mempersulit pekerjaan LSM, kata laporan itu.

“Perkembangan ini semakin mempersulit aktor seperti kelompok bantuan dan organisasi masyarakat sipil untuk mengatasi lanskap konflik dan meningkatkan taraf hidup masyarakat,” kata Siri Aas Rustad, peneliti PRIO dan penulis utama.

Seorang pria berdiri ketika api berkobar di kawasan pasar ternak di al-Fasher, ibu kota negara bagian Darfur Utara, Sudan.
Kebakaran berkobar di pasar ternak di al-Fasher, ibu kota negara bagian Darfur Utara, Sudan, pada 1 September 2023, setelah pemboman oleh Pasukan Dukungan Cepat (AFP) paramiliter

Menurut information yang dikumpulkan oleh Universitas Uppsala Swedia dari organisasi non-pemerintah dan internasional, jumlah kematian dalam pertempuran berkurang separuh tahun lalu menjadi 122.000.

Tetapi jumlah tersebut masih merupakan yang tertinggi ketiga sejak tahun 1989, dan secara keseluruhan, dalam tiga tahun terakhir terjadi lebih cukup banyak kematian karena konflik dibandingkan tiga dekade terakhir. Hal ini dipicu oleh perang saudara di wilayah Tigray di Ethiopia, invasi Rusia ke Ukraina, dan penyerangan ke Gaza.

“Kekerasan di dunia berada pada titik tertinggi sejak berakhirnya Perang Dingin,” kata Rustad.

“Angka-angka tersebut memperlihatkan bahwa lanskap konflik menjadi semakin kompleks sebab semakin cukup banyak pelaku konflik yang beroperasi di negara yang sama.”


Sumber: aljazeera.com

Tutup