Memecah keheningan: kebersihan menstruasi di Bangladesh


Tabu seputar kesehatan menstruasi masih menjadi hal yang lazim di masyarakat Bangladesh selama bertahun-tahun – meskipun isu ini menyangkut separuh populasi. Tabu ini muncul karena tidak adanya kesadaran dan pengelolaan kebersihan menstruasi yang baik, sehingga menyebabkan lebih banyak komplikasi pada kejadian yang sudah sensitif dan menyakitkan ini.

Manajemen kebersihan menstruasi merupakan alat yang penting

Kesehatan menstruasi berhubungan langsung dengan seksualitas dan reproduksi. Oleh karena itu, memastikan kebersihan menstruasi yang baik tidak hanya penting saat menstruasi, tetapi juga penting bagi sistem reproduksi wanita. Kurangnya kebersihan menstruasi yang baik dapat menyebabkan infeksi, sehingga berdampak buruk pada kesuburan dan kesejahteraan seksual.

Praktik mudah seperti menggunakan pembalut atau pakaian bersih, mengganti kain yang digunakan dua bulan sekali, mencuci kain secara rutin dan menjemurnya di bawah sinar matahari, mengonsumsi makanan sehat dan bergizi saat menstruasi dll dapat menjamin kebersihan dan kenyamanan menstruasi. Namun praktik sekecil ini pun terhambat karena takhayul, kurangnya kesadaran, dan tabu seputar kesehatan menstruasi.

Memperkuat manajemen kebersihan menstruasi di masyarakat

Kurang terbukanya masyarakat dan komunitas dalam berdiskusi dan mempraktikkan manajemen kebersihan menstruasi menjadi akar permasalahannya. Penting untuk menghapus larangan ini dengan menggunakan alat-alat seperti pendidikan, pendekatan masyarakat, dan penyedia layanan kesehatan setempat.

Mendidik anak perempuan dan laki-laki tentang pubertas dan kesehatan menstruasi secara terbuka dan sehat sebagai bagian alami dari kurikulum mereka akan menjadi terobosan dalam menghilangkan stigma tersebut.

Penjangkauan masyarakat dengan menggunakan pemimpin lokal, organisasi non-pemerintah, dan klinik dapat meningkatkan kesadaran mengenai masalah ini dan menekankan pada praktik manajemen kebersihan menstruasi.

Banyak remaja putri yang menganggap masa menstruasi sebagai suatu penyakit dan karena kurangnya kesadaran, sekitar 85% siswi menggunakan pakaian bekas saat menstruasi, hanya 36% yang mengetahui tentang menstruasi sebelum menarche (pertama kali menstruasi), ungkap survei yang dilakukan baru-baru ini di Bangladesh. Hampir sepertiga siswi menganggap masalah menstruasi mengganggu prestasi sekolah mereka. Semua fakta ini bermula dari kurangnya kesadaran dan dengan bantuan masyarakat, masalah ini dapat dikurangi.

Mengubah gambaran yang lebih besar

Tanpa memasukkan manajemen kesehatan menstruasi ke dalam kebijakan dan perundang-undangan, akan sulit menciptakan perubahan yang berkelanjutan. Saat menganalisa permasalahan tersebut, ditemukan bahwa sebenarnya terdapat kebijakan mengenai kesehatan menstruasi. Masalahnya ada pada penerapan kebijakan tersebut.

Pada tahun 2015, surat edaran dari Kementerian Pendidikan Bangladesh diterbitkan, yang menekankan pada sistem sanitasi dan bathroom yang tidak akan membahayakan dan bersih di sekolah. Ditargetkan sekolah memiliki satu bathroom untuk setiap 50 siswa. Kementerian juga menambahkan bab tentang manajemen kebersihan menstruasi di buku teks. Pemerintah berencana untuk berupaya lebih keras dalam mengatasi masalah ini agar siswa dapat mengakses pembalut wanita dan semua fasilitas lain yang diperlukan selama menstruasi di sekolah.

Terlepas dari inisiatif yang diambil oleh Kementerian, sebuah survei menemukan bahwa hanya ada satu bathroom untuk setiap 187 siswa secara nasional, yang juga tidak memiliki privasi yang memadai, akses terhadap air dan sabun, serta fasilitas pembuangan perlengkapan kebersihan menstruasi yang memadai. Sekolah, khususnya sekolah co-education melewatkan bab tentang kesehatan menstruasi dan disarankan untuk membacanya di rumah, sehingga menambah stigma yang ada. Oleh karena itu, penerapan kebijakan yang ada secara tepat waktu dan cepat sangat penting untuk meningkatkan situasi manajemen kebersihan menstruasi di Bangladesh.

Electronic mail: (dilindungi electronic mail)




Sumber: thedailystar.internet – well being guidelines

Tutup