Malam Tahun Baru, Sumedang Diguncang Gempa M 4,8
terkenal.co.id – Gempa bumi berkekuatan magnitude 4,8 mengguncang wilayah Sumedang, Jawa Barat pada Minggu (31/12/23) pukul 20.34 WIB.
Sebelumnya, gempa bumi ini diawali oleh dua gempa bumi pembuka (foreshock) berkekuatan M 4,1 yang terjadi pada pukul 14.35 WIB dan M 3,4 pada pukul 15.38 WIB.
Berdasarkan hasil analisa Badan Geologi, Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), kejadian gempabumi ini diperkirakan akibat aktivitas sesar aktif yaitu Sesar Cileunyi – Tanjungsari.
Menurutnya, berdasarkan data BG Sesar Cileunyi – Tanjungsari merupakan sesar mendatar mengiri, sebarannya mulai dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles, dan nilai laju geser berkisar antara 0,19 – 0,48 mm/tahun.
Diberitakan sebelumnya, akibat gempa bumi tersebut 331 pasien RSUD Sumedang harus dievakuasi yang terdiri dari 248 pasien rawat inap dan 83 pasien IDG.
“Sebanyak 331 pasien RSUD Sumedang yang terdiri dari 248 pasien rawat inap dan 83 pasien IDG dievakuasi ke halaman gedung dan lima tenda yang ditempatkan di jalan raya setelah terjadi gempa bumi M 4,8 pada hari Minggu (31/12/2023) pukul 20.34 WIB,” kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Muhari menyampaikan ada tiga bangunan rumah sakit yang retak meliputi gedung Paviliun, VIP dan Sakura. Tim, katanya, terus menyisir titik lain untuk pengecekan lebih lanjut.
Sedangkan kondisi di RS Pakuon dalam kondisi aman dan seluruh pasien tetap dievakuasi keluar gedung. BNPB juga mencatat ada 53 rumah rusak dan 200 warga dievakuasi ke lapangan terdekat di wilayah Babakan Hutip
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang menyatakan sebanyak 137 rumah rusak imbas gempa bumi tersebut.
“Total rumah terdampak 137. Pendataan masih terus dilakukan,” tulis keterangan resmi BPBD Sumedang.
BPBD Sumedang hingga kini terus mengupayakan pendataan kerusakan. Sementara masyarakat terdampak melakukan pengungsian mandiri karena khawatir terjadi gempa susulan.
Editor: Wilujeng Nurani