Tank Israel Jadi Kuburan Tentara Penjajah
terkenal.co.id – Tanpa rasa malu Pemerintah Pendudukan Zionis Israel mengklaim telah menghancurkan para mujahidin Al-Qassam.
Namun klaim tanpa bukti itu hanya sebatas untuk mempertontonkan kepada dunia internasional atas kedigdayaan kekuatan militer Zionis Israel. Fakta berbanding terbalik.
Para tentara penjajah Israel tak berani keluar dari sarangnya dengan kendaraan biasa. Tentara Israel hanya berani berlindung di balik tank baja. Dengan harapan, mereka tetap aman dari incaran para mujahidin Hamas.
Meskipun berada di tank lapis baja, tak membuat mereka aman. Bahkan, tank justru menjadi kuburan bagi para tentara penjajah Israel.
Fakta-fakta kehancuran tank penjajah Israel dikabarkan oleh Brigade Al-Qassam. Puluhan tank lapis baja hancur di tengah Kota Gaza, Palestina. Tank-tank itu dihantan rocket propelled grenade (RPG) milik mujahidin Hamas.
RPG penghancur tank itu buatan Hamas. Namnya Al-Yaasin, mengambil nama sang pendiri Hamas, Syaikh Ahmad Yasin.
Juru bicara militer Brigade Al-Qassam, cabang militer gerakan Hamas, Abu Ubaida, mengatakan, tentara Pendudukan Israel berusaha menghilangkan rasa malunya dan mengalahkannya dengan mengebom masjid, gereja, dan rumah sakit.
Abu Ubaida menambahkan dalam rekaman pidatonya bahwa kisah banjir Al-Aqsa tidak akan terhapus oleh kejahatan keji pendudukan yang berupaya menghapus rasa malunya.
Dia menunjukkan bahwa tank-tank tentara Pendudukan Israel menghadapi perlawanan sengit dan bentrokan sengit yang memaksa mereka mundur dan mengubah arah serangan.
Abu Ubaida membenarkan bahwa pejuang perlawanan mampu menghancurkan seluruh atau sebagian lebih dari 160 kendaraan militer tentara Pendudukan Israel.
Pembantaian yang dilakukan penjajah Israel di hadapan dunia sebut Abu Ubaida adalah satu-satunya pencapaian mereka dalam perang ini. Dan pengorbanan besar yang dilakukan oleh perlawanan Qassam adalah awal dari kemenangan.
Abu Ubaida mengatakan bahwa pembalasan yang mudah dan cepat dilakukan oleh Pendudukan Israel untuk menenangkan front internal mereka, dan bentrokan sengit tersebut memaksa pendudukan mundur dan mengubah arah serangan.
sumber: okenesia