Dibunuh Karena Benar
Munir, meninggal di Jakarta di dalam pesawat jurusan ke Amsterdam, 7 September 2004 pada umur 38 tahun adalah seorang aktivis HAM Indonesia.
Tiga jam setelah pesawat GA-974 lepas landas dari Singapura, awak kabin melaporkan kepada pilot Pantun Matondang bahwa seorang penumpang bernama Munir yang duduk di kursi nomor 40 G menderita sakit. Munir bolak balik ke toilet.
Namun dua jam sebelum mendarat 7 September 2004, pukul 08.10 waktu Amsterdam di Bandara SchipolAmsterdam, saat diperiksa, Munir telah meninggal dunia.
Pada tanggal 12 November 2004, dikeluarkan kabar bahwa polisi Belanda (Institut Forensik Belanda) menemukan jejak-jejak senyawa arsenikum setelah otopsi. Hal ini juga dikonfirmasi oleh polisi Indonesia.
“Ia tak mati-mati meski bola mataku diganti.
Ia tak mati-mati meski bercerai dengan rumah dan ditusuk-tusuk sepi.
Ia tak mati-mati tlah kubayar yang dia minta.
Umur …
Tenaga …
Kata-kata itu selalu menagih.
Padaku ia selalu berkata.
Kau masih hidup …
Ya, aku memang masih utuh dan kata-kataku belum binasa” ( Fajar Merah – Kebenaran )