GPII Jakarta Raya Gelar Aksi Demonstrasi Didepan PT PLN Indonesia Power
terkenal.co.id – Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) Jakarta Raya menggelar aksi demonstrasi damai di depan PT.PLN Indonesia Power, yang berlokasi di Jl. Gatot Subroto No.Kav.18, Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan.
Berdasarkan pantauan terkenal.co.id, aksi demonstrasi damai ini berlangsung sekitar Pukul 15.00-16.00 WIB pada Jumat, 1 September 2023.
Massa aksi damai ini diikuti oleh sejumlah pemuda yang tergabung dalam GPII Jakarta Raya.
Sejumlah protes pada aksi damai ini dilayangkan melalui spanduk hingga poster yang menarik perhatian publik.
Diketahui salah satu spanduk yang mencolok bertuliskan, “SELAMAT DATANG DIKOTA POLUSI”.
Tak hanya itu, beberapa bendera dan poster juga turut ditampilkan seperti poster bergambar Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengenakan masker, bersama dengan Direktur Utama PLN dan Direktur PT. Indonesia Power yang tampil dengan topi pesta ulang tahun dan tulisan “Polusi Udara Kado Terindah dari Indonesia Power untuk KTT Asean 2023.”
Aksi massa yang digelar secara tindakan simbolis ini dimaksudkan untuk mengingatkan bahwa kondisi polusi udara di DKI Jakarta terus memburuk.
Hal tersebut tentunya dapat berdampak negatif pada citra Indonesia menjelang Konferensi Tingkat Tinggi Asean 2023.
Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan GPII Jakarta Raya menerangkan bahwa kualitas batubara yang digunakan oleh PLTU Suralaya dan PLTU lain yang dimiliki PT. Indonesia Power, yang diduga menjadi penyebab utama polusi udara di Jakarta dan sekitarnya.
Menariknya, dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), terdapat rencana untuk membangun sekitar 39 PLTU Batubara baru dengan kapasitas 13,8 gigawatt, atau sekitar 43 persen dari total kapasitas yang diharapkan.
Hal tersebut tentu tidak hanya berdampak pada polusi udara, tetapi juga akan menghasilkan 83 juta ton emisi karbon per tahun, yang akan berkontribusi pada pemanasan global.
Dari data Global Energy Monitor, terungkap bahwa terdapat 16 PLTU berbasis batu bara yang berada tidak jauh dari Jakarta, dengan 10 di antaranya berlokasi di Banten dan sisanya di Jawa Barat.
PLTU Banten Suralaya memiliki kapasitas terbesar hingga 4.025 megawatt dan terletak sekitar 93,67 kilometer dari Jakarta. PLTU Cikarang Babelan, yang berada di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menjadi yang terdekat dengan Jakarta dengan jarak sekitar 25,87 kilometer dari Monumen Nasional (Monas) di Jakarta Pusat.
GPII Jakarta Raya menekankan bahwa PT. Indonesia Power, sebagai pemilik PLTU Banten Suralaya dan beberapa PLTU di sekitarnya, harus bertanggung jawab atas kontribusi besar terhadap emisi karbon yang merusak kualitas udara di DKI Jakarta dan sekitarnya.
Mereka menyoroti perlunya tindakan lebih tegas untuk mengatasi masalah ini demi menjaga lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Koordinator Lapangan (Korlap) aksi Budiman menyampaikan tiga tuntutan utama mereka.
“Kami melakukan aksi ini sebagai bentuk kepedulian kami terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat Jakarta,” terangnya.
Berikut tiga tuntutan GPII Jakarta Raya dalam aksi demonstrasi tersebut:
- Meminta Presiden Joko Widodo Memecat Direktur Utama PLN ( Bpk. Darmawan Prasodjo ) dan Direktur Indonesia Power (Bpk.Edwin Nugraha Putra) , karena PLTU Suralaya sebagai salah satu faktor penyumbang polusi udara di Jakarta.
-
Meminta Direktur Utama Indonesia Power dalam mengoprasikan PLTU Suralaya dan beberapa PLTU yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power terbuka dan mempublikasikan data penggunaan batubara dengan kualitas hasil pembuangan rendah emisi.
-
Meminta Presiden Joko Widodo memantau secara signifikan adanya dugaan permainan oleh pelaku Ekosistem batubara yang menyebabkan meningkatnya polusi udara di Jakarta.”
Aksi demonstrasi ini telah berlangsung dengan damai, dan GPII Jakarta Raya berkomitmen untuk terus mengawal perkembangan terkait isu polusi udara di Jakarta.
Pemerintah dan pihak terkait diharapkan akan memberikan perhatian serius terhadap tuntutan mereka untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi warga Jakarta dan seluruh masyarakat Indonesia.(*)
Editor: Mishbahul Anam