Diaspora Maros Pa’mai mengutuk Pembantaian di Papua

Hasbullah Fudail (Alumni Kebijakan Publik UI).

terkenal.co.id – Warga diaspora Maros dikabarkan meninggal dunia di Papua yang bernama Samsul Ahmad ia adalah Putra dari Ahmad, atau cucu dari Wa’Said di Tama’la’lang, Kota Maros Sulawesi Selatan.

Terkait peristiwa tersebut, Sekjen Pa’mai, Andi Nurjaya Nurdin mengaku prihatin dan pihaknya telah menyampaikan pertanyaan sikap.

“Kami, bersama Ketua Umum H. Sulkarnain Wahid mengutuk kejadian tersebut,” kata Andi Nurjaya dalam keterangan tertulis yang diterima pada 18 Agustus 2023.

“Atas nama pengurus DPP Pa’mai Maros di Jakarta, Dewan Pimpinan Pusat Persaudaraan Anak Maros Indonesia menyampaikan duka mendalam atas tewasnya tiga warga sipil di Kampung Yasoama, Nduga Papua,” ungkpanya.

Diungkapkannya, kejadian tersebut mengakibatkan tiga warga sipil meninggal dunia. Adapun Identitas ketiga korban yakni Samsul Ahmad (25 th), Sthepen Didiwai (ASN) dan Michael Rumaropen (ASN).

“Atas peristiwa tersebut, kami Perkumpulan Anak Maros Indonesia (PA’MAI) menyampaikan pernyataan sikap,” tuturnya.

“Pertama, mengutuk keras tindakan brutal yang dilakukan oleh KKB kepada warga sipil utamanya bagi warga masyarakat asal Kabupaten Maros,” sambung dia.

“Kedua, menghimbau agar TNI/Polri melakukan tindakan tegas dengan melakukan penangkapan terhadap pelaku dan seluruh anggota KKB yang bercokol di Kabupaten Nduga khususnya dan Papua umumnya,” sebutnya.

“Ketiga, menghimbau TNI/Polri untuk melindungi warga sipil dari tindak kekerasan dan penyerangan yang dilakukan oleh KKB, serta menjaga keamanan dan ketertiban di sana,” lanjutnya.

“Keempat, meminta agar TNI/Polri jangan ragu menggunakan UU Teroris untuk menghancurkan serta melumpuhkan segala bentuk teror dan kekacauan yang dilakukan oleh KKB demi mempertahankan kedaulatan NKRI,” bebernya.

Ditambahkan, Hasbullah Fudail Diaspora Maros Pa’mai yang tinggal di Bandung ini juga menyayangkan sikap para penggiat HAM khususnya LSM yang selama ini sangat kritis memprotes jika ada tindakan pengamanan yang dilakukan oleh TNI/Polri untuk memberikan stabilitas di Papua.

“Akan tetapi terdiam seribu Bahasa disaat warga sipil dibantai dan dibunuh oleh KKB,” tegasnya.

Sementara itu, diketahui Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri membenarkan hal tersebut dan mengatakan peristiwa itu atas kekerasan oleh KKB terjadi Rabu (16/8/2023) malam.

“Rabu 16 Agustus 2023, sekira pukul 21.45 WIT, telah terjadi gangguan tembakan di Kompleks Yosoma,” kata Fakhiri, Kamis (17/8/2023) yang dilansir Tribunnews.com. ***

Editor: Ardi Priana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup