terkenal.co.id – Jumlah kasus HIV (human immunodeficiency virus) di Kabupaten Bekasi tercatat mencapai 371 kasus pada periode Januari – Mei 2023. Kasus tersebut didominasi kelompok lelaki seks lelaki (LSL) yakni 140 kasus.
“Dari pemeriksaan terkini memang trennya paling banyak pada LSL ini. Pemeriksaan yang dilakukan melalui dubur, didapatkan hasilnya demikian,” ucap Sub Koordinator Pencegahan Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Ahmad Nurfadillah.
Selain pada kelompok LSL, temuan kasus HIV di Kabupaten Bekasi juga ada populasi umum sebanyak 113 kasus, ibu hamil 24 kasus, pasien TB 22 kasus, pasangan ODHA 21 kasus dan wanita pekerja seks 19 kasus.
Kemudian pasangan resiko tinggi 10 kasus, warga binaan pemasyarakatan 9 kasus, pelanggan pekerja seks 2 kasus, anak ODHA 2 kasus, calon pengantin 1 kasus dan waria 1 kasus.
“Pemeriksaan pada periode ini dilakukan di 46 Puskesmas di Kabupaten Bekasi, RSUD serta beberapa rumah sakit swasta yang menyediakan layanan konseling maupun tes HIV hingga PIMS,” kata Ahmad.
Khusus kelompok penyuka sesama jenis, pemeriksaan dilakukan dengan menggandeng LSM yang fokus pada pencegahan HIV. Hal itu dilakukan karena kelompok ini kerap tertutup sehingga diperlukan pendekatan yang berbeda.
“Kalau pendekatan secara kedinasan atau pemerintahan sulit. Maka dari LSM yang memang mengenal siapa-siapa saja orangnya hingga mereka bersedia untuk diperiksa,” ucap dia.
Ahmad mengingatkan, HIV masih menjadi persoalan yang menghantui masyarakat karena belum ditemukan obatnya. Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).
“Untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi atau tidak oleh HIV hanya bisa dilakukan dengan pemeriksaan berupa tes HIV. Namun, yang menjadi permasalahan banyak masyarakat yang belum sadar untuk melakukan pemeriksaan atau tes bahkan masyarakat yang sudah sadar pun belum semuanya mau melakukan tes,” kata dia.
Oleh karena itu pihaknya menghimbau masyarakat untuk senantiasa menjaga kesehatan, serta menghindari perilaku yang dapat memunculkan potensi terinfeksi virus yang menyerang kekebalan tubuh ini. (BC)