Kemendikbudristek Komitmen Bersama Bunda PAUD
terkenal.co.id – Setelah meluncurkan kebijakan baru melalui Merdeka Belajar Episode ke-24 Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan pada Selasa (28/3/2023), Kemendikbudristek berupaya untuk mengoptimalkan kebijakan tersebut dengan mengajak para bunda paud untuk berkomitmen bersama mendukung Gerakan Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan Rabu (7/6/2023).
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek )menggelar sebuah acara untuk mengajak para Bunda PAUD berkomitmen bersama mendukung Gerakan Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan. Acara ini dilaksanakan secara daring dan luring, sementara itu 650 orang hadir secara langsung, diantaranya Mendikbudristek Nadiem Makarim, Ketua Bidang Satu Oase Kim Franka Makarim, para angggota OASE KIM, Pejabat Eselon Satu, Eselon Dua Kemendikbudristek, Kementerian Agama, Bunda PAUD Provinsi dan Kab/Kota diseluruh Indonesia dan juga Kepala Dinas Pendidikan Kab/kota.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Iwan Syahril memulai acara dengan menyampaikan Laporan perjalanan menuju komitmen bersama bunda paud untuk mendukung Gerakan Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan. dalam penyampaiannya tersebut Iwan Syahril mengatakan bahwa ada masalah yang sangat fundamental, 3 hal miskonsepsi yang kemudian melatar belakangi kebijakan Merdeka Belajar Episode ke-24.
“Pertama pembelajaran di paud itu sering kali difokuskan untuk calistung saja, sehingga kita lihat berbagai PAUD yang ada diindonesia, ketika kita lihat kok yang diajarkan calistung saja, bahkan kadang – kadng menimbulkan sebuah kebanggaan, dan orang tua merasa tidak senang ketika anaknya tidak bisa calistung di PAUD, sehingga miskonsepsi kedua pembelajaran itu dipaksakan agar anak PAUD bisa calistung dan yang ketiga akibatnya hingga tes masuk SD pun ada ada tes calistung, hal ini adalah miskonsepsi, dari berbagai sudut pandang ilmu kita tahu ini adalah keliru dan berbahaya untuk masa depan bangsa kita” ucapnya.
Iwan Syahril melanjutkan dengan menyampaikan 3 target perubahan untuk mengakhiri miskonsepsi yang dijelaskan tadi.
- Menghapuskan tes calistung dari PPDB tingkat SD
- Menerapkan Masa perkenalan bagi peserta didik baru selama dua minggu pertama di PIAUD dan SD
- Menerapkan pembelajaran yang membangun enam kemampuan fondasi anak di PAUD dan SD.
Kemudian, bagian kedua dari Laporan perjalanan menuju komitmen bersama bunda paud untuk mendukung Gerakan Transisi PAUD ke SD Yang Menyenangkan,Iwan Syahril menyampaikan hal – hal yang sudah dilakukan terkait kebijakan baru Merdeka Belajar Episode ke-24, diantaranya :
- Memberikan pembekalan kepada UPT ( Unit Pelaksana Teknis) kemendikbudristek
- Memberikan pembekalan kepada dinas pendidikan kab/kota
- Melatih narasumber guru PAUD dan SD dari tiap kab/kota
- Menjalin kemitraan dengan penyelenggara pendidikan
- Menyediakan sumber belajar di platform merdeka mengajar.
Diakhir penyampaian, Iwan Syahril mengucapkan rasa terimakasihnya kepada semua pihak terlebih khusus kepada pihak yang sedari awal mendukung gerakan ini. Ia juga menegaskan, “bapak ibu semua, dalam ruangan ini adalah bagian dari sejarah, bagian dari sejarah untuk perubahan Indonesia yang lebih baik, jadi jangan hanya pikirkan ini adalah gerakan untuk hari ini, ini adalah gerakan untuk Indonesia kedepan menuju cita cita kita bersama, mari bersama kita jaga hak anak kita untuk bisa tumbuh kembang secara holistik untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.”
Acara dilanjutkan dengan pengarahan dan pembukaan yang disampaikan MendikbudristekNadiem Makarim, diawal menegaskan kebijakan merdeka belajar akan gagal jika kebijakan tersebut tidak berubah menjadi gerakan, “kalau ini sudah menjadi gerakan, mau mentrinya siapa, mau presidennya siapa, siapapun dirjennya, siapapun kepala dinasnya gerakan ini akan terus berjalan, ” ucapnya .
Nadiem Makarim juga menegaskan kepada sekolah sekolah agar bisa menerapkan pembelajaran yang membangun kemampuan fondasi peserta didik secara holistik bukan cuma calistung, sedang yang dimaksud holistik menurutnya adalah kematangan sosial dan emosional, “semuanya fokus hanya kepada kemampuan dasar calistung, tetapi menghiraukan, tidak fokus kepada yang lebih penting lagi yaitu kompetensi sosial dan emosional,” bebernya.
Kemudian menurutnya kompetensi calistung adalah tanggung jawab Kepala Sekolah dasar bukan PAUD, “Sangat keterlaluan bahwa penerimaan di SD itu masih ada tes calistung, itu artinya banyak sekali SD – SD yang melepas tangan, mereka merasa bukan tanggung jawabnya mereka untuk mengajarkan calistung. Dan semua kepala sekolah SD sekarang tahu dari pusat kita memberikan sinyal sangat keras, itu adalah tanggung jawab Anda untuk mencapai kompetensi minimal dalam calistung, bukan dilempar kepada PAUD” ucapnya.
Nadiem juga mengkritik cara pengajaran calistung dibanyak PAUD yang hanya menghafal huruf dan angka, hal itu bukanlah numerasi dan literasi dan bukan pula pembelajaran calistung yang ideal. “Pendalaman dari konsep numerasi dan literasi, rasa cinta dengan buku agar dia bisa mengerti cerita yang ada didalam buku itu, bukan baca abcd, itu adalah esensi daripada literasi,” ujarnya.
Kemudian, acara berlanjut dengan pembacaan komitmen dalam acara ini dilakukan oleh tiga orang perwakilan Bunda Paud.
“Kami berkomitmen untuk mendukung gerakan transisi paud ke sd yang menyenangkan, dengan cara melakukan advokasi kepada masyarakat untuk menerapkan tiga target perubahan pada paudsd dan mi, yaitu : 1. Tidak menerapkan clistung sebagai syarat masuk sd, 2. Melakukan proses pengenalan sekolah diawal tahun pembelajaran, 3. Menerapkan proses pemb yang efektif dan menyenangkan dengan fokus kepada seluruh kompenetsi fondasi anak,” ucap mereka bertiga.
Acara ini diakhiri dengan talkshow yang bertemakan “Bergerak Bersama Menguatkan Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan, sebanyak 5 orang peserta dilibatkan dalam diskusi ini, diantara mereka adalah Ketua Bidang Satu OASE KIM Franka Makarim, Anggota bidang satu OASE KIM Nani Hadi Cahyanto, Penggerak Pendidikan Yulia, Bunda PAUD Kab Magelang Kristanti Handayani dan Bunda PAUD Kab Timor Tengah Utara Elvira Berta Maria Ogom.
Penulis: Rival Maulana
Editor: Ardi Priana