terkenal.co.id – Dedi Mulyadi yang merupakan mantan Bupati Purwakarta telah dikabarkan bergabung dengan Partai Gerindra.
Kabar bergabung dengan Gerindra, Dedi Mulyadi mengunggah foto bersamanya dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto di akun Instagram-nya.
Sebelumnya, Dedi Mulyadi telah mengundurkan diri dari Partai Golongan Karya (Golkar).
Nama Dedi Mulyadi viral. Kali ini bukan karena gaya coboy yang dilakukannya di masyarakat.
Melainkan, soal kabar mundurnya Dedi Mulyadi dari Golkar diketahui lantaran beredar surat pengunduran diri yang ditandatangani atas nama Dedi Mulyadi kepada Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.
Dalam surat dugaan pengunduran diri Dedi Mulyadi itu juga disertakan sebuah materai dan tanda tangan.
Berikut potongan surat dugaan pengunduran tersebut:
“Dengan ini menyatakan pengunduran diri saya sebagai Anggota Partai Golongan Karya DPP Partai Golongan Karya.”
Demikian surat pengunduran ini saya sampaikan Atas perhatiannya diucapkan terimakasih,” bunyi surat tersebut.
Pada surat tertanggal 10 Mei 2023 itu, Dedi Mulyadi juga menuliskan surat yang ditujukan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Lahir di Subang, Berkiprah di Purwakarta
Dikutip dari dpr.go.id, Dedi Mulyadi lahir di Kabupaten Subang, 11 April 1971. Dia anak bungsu dari sembilan bersaudara dari pasangan Sahli Ahmad Suryana dan Karsiti.
Masa kecil hingga remaja Kang Dedi Mulyani Subang dihabiskan Kabupaten Subang. Dia mengenyam sekolah dasar di SDN Sukabati, Subang, pada 1978 – 1984, dan SMPN 1 Kalijati, Subang, 1984 – 1987. Kemudian melanjutkan sekolah menengah di SMAN Purwodadi, Subang, pada 1987 sampai 1990.
Tamat dari SMA, dia kemudian melanjutkan kuliah di Jurusan Hukum di Sekolah Tinggi Hukum (STH) Purnawarman, Kabupaten Purwakarta dari 1995 – 1999. Masa kuliah menjadi awal dia berkiprah di Purwakarta.
Aktivis HMI dan Buruh
Saat masa-masa kuliah ini lah dia mulai menjadi aktivis mahasiswa. Ia ikut organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Bahkan, pernah didaulat sebabagi Ketua Umum HMI Cabang Purwakarta. Menjadi aktivis mahasiswa mengasahnya menjadi organisatoris, pengetahuan dan kepekaan dalam masalah sosial kemasyarakatan.
Bukan itu saja, sebagai mahasiswa, dia juga terasah sebagai aktivis buruh. Salah satunya dia pernah menjadi sebagai Wakil Ketua DPC Federasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia pada 1997 dan Sekretaris Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Textil, Sandang dan Kulit Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (PP FSPTSK-SPSI).
Anggota DPRD sampai Bupati Purwakarta
Ketika lulus kuliah pada 1999, dia menjajal dalam arena politik praktis pada Pemilu 1999. Dia terpilih sebagai anggota DPRD Purwakarta dari Partai Golkar.
Saat menjadi anggota DPRD Purwakarta, Dedi dikenal kritis atau vokal terhadap kebijakan bupati. Apalagi, dia mendapat posisi sebagai Ketua Komisi E. Kala itu, usianya masih sangat muda. 27 tahun.
Karier Kang Dedi Mulyadi makin moncer ketika pada usia 32 tahun dia menjadi Wakil Bupati Purwakarta mendampingi Lily Hambali Hasan pada periode 2003-2008. Dia pun tercatat sebagai politisi termuda yang menjadi Wakil Bupati.
Hanya satu periode jadi wakil bupati, Kang Dedi langsung mencalonkan diri sebagai calon bupati dalam Pilkada Purwakarta 2008. Nasib baik benar-benar memihaknya. Meski asli Subang, dia berhasil menjadi Bupati Purwakarta periode 2008-2013. Pada Pilkada 2013, sebagai petahana, dia berhasil memenangkan kembali.
Membela Kearifan Lokal
Selama menjadi Bupati Purwakarta, nama Kang Dedi cukup populer. Salah satunya kerap membangun patung pewayangan. Bahkan, pada 2016, patung Arjuna dirusak dan dibakar.
Pria yang juga pengurus NU Purwakarta itu kerap berseberangan dengan para pengkritik, terutama kelompok Islam garis keras, macam Front Pembela Islam (FPI) yang menganggap patung sebagai hal yang haram atau tidak sesuai dengan Islam.
Sebagai bupati Purwakarta dia kerap membela kearifan lokal. Terutama Sunda Wiwitan maupun kepercayaan-kepercayaan lokal di Indonesia.
Dia sempat mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat pada Pilgub Jabar 2018 berpasangan dengan Deddy Mizwar pada Pilgub 2018. Namun dalam pencoblosan yang berlangsung 27 Juni 2018, dia kalah dari pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum.
Meski demikian, kariernya dalam politik belum tamat. Sebab, dalam Pilkada serentak itu juga berlangsung Pilkada Purwakarta 2018 yang hari pencoblosannya berbarengan dengan Pilgub Jabar. Dia berhasil menjadikan sang istri Anne Ratna Mustika, menjadi penerusnya sebagai Bupati Purwakarta pada Pilbup Purwakarta 2018 berpasangan dengan H. Aming.
Jadi Anggota DPR RI
Setahun setelah tidak menjadi Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi pun mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI melalui Partai Golkar pada Pileg 2019 melalui Dapil Kabupaten Purwakarta, Bekasi dan Karawang.
Ternyata namanya masih harum. Itu terbukti dia meraih 206.621 suara. Bahkan ini suara paling tinggi dibandingkan caleg Golkar se-Indonesia.
Diukur dari seluruh suara caleg dari semua partai, dia masuk urutan ke-13 peraih suara tertinggi se-Indonesia. Sekadar diketahui, suara tertinggi diraih Puan Maharani dengan 404.034 suara. Di DPR RI, dia mendapat jabatan sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR RI periode 2019-2024.
Ketika menjadi anggota DPR RI, Dedi Mulyadi juga dikenal dengan gaya coboy atau suka blusukan di tengah masyarakat. Gaya coboy yang dimaksud adalah suka menolong orang lain atau melabrak pihak yang tidak benar. Aksi-aksinya sering diunggah lewat kanal Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel.
Di antaranya bersih-bersih sampah di Pasar Rebo Purwakarta yang diprotes mahasiswa sebagai Wakil Ketua Komisi IV rasa Satpol PP. Kritik itu disampaikan mahasiswa bernama Yudha Dawami Abdas lewat Facebook yang menyebut itu bukan tugas Komisi VII.
Namun, Dedi Mulyadi menanggapi kritik tersebut lewat Youtubenya Selasa (16/11/2021). Belakangan, mahasiswa itu minta maaf, kemudan protes di Facebooknya dihapus.
Youtuber Gaya Coboy
Kang Dedi Mulyadi mungkin salah satu anggota DPR yang sangat mengerti memanfaatkan media sosial. Dia menggunakan Facebook dan Youtube melalui video-video keseharian yang menggugah simpati.Dia kerap blusukan atau mengguakan gaya coboy di tengah masyarakat. Bahkan, dari hal-hal sepele sampai yang investigatif masalah perambahan hutan.
Contohnya, dia pernah membeli mangga dari penjual mangga mentah di pinggiran jalan yang sudah lama tidak pulang kampung. Dia tawar-menawar, dan menyarankan agar menjual mangga yang matang. Selain memborong mangga itu, dia memberi tambahan uang untuk pulang kampung dan sebagai modal untuk berusaha.
Pernah juga dia membongkar aksi tipu-tipu pengemis bermodus kaki buntung. Ternyata, kaki pengemis itu aslinya tidak buntung. Juga dia pernah
Kanal Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel bahkan sudah banyak subscriber-nya. Bisa jadi dia satu-satunya anggota DPR RI dengan jumlah subscriber paling banyak.
Dilihat dari Social Blade pada 21 September 2022, jumlah subscribernya sudah mencapai 3,86 juta dengan jumlah upload mencapai 2.369 video.
Channel Youtube yang sudah dibuat sejak dia menjadi Bupati Purwakarta, yakni pada 16 November 2017, itu sudah ditonton sebanyak 993.147.315 view atau tayangan. Hampir 1 miliar. Bahkan, channel youtube-nya rata-rata ditonton 1 juta view per hari. (*)
Editor: Wilujeng Nurani