Perjalanan Panjang, Inilah Sejarah Korps HMI Wati
TERKENAL.CO.ID – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan salah satu organisasi mahasiswa tertua yang ada di tanah air ini.
Terbukti dengan adanya tokoh-tokoh yang terlahir dari Himpunan mahasiswa Islam seperti Cendikiawan termasyhur yakni Nurcholis Madjid, Akbar Tanjung, Jusuf Kalla, sampai yang terbaru Anies Baswedan.
Dengan terlahirnya tokoh-tokoh tersebut tidak bisa dipungkiri bahwa Organisasi mahasiswa ini berpengaruh keberadaannya.
Seperti diketahui HMI di dirikan sang tokoh pahlawan tanah air yakni Lapran Pane dan ke-14 tokoh lainnya, yang bertempat di Yogyakarta tanggal 5 Februari 1947.
Dari ke-15 tokoh pendiri dua diantaranya adalah perempuan yakni Maesaroh Hilal dan Siti Zainah. Dalam perkembangannya kemudian muncullah Siti Baroroh, Tujimah, dan Tedjaningsih. Kehadiran mereka pun memberikan kesadaran untuk secepatnya membentuk kohati.
Kohati sendiri merupakan singkatan dari Korps HMI Wati yang merupakan Badan Khusus dari Himpunan Mahasiswa Islam dan termasuk Semi Otonom.
KOHATI sendiri didirikan pada tanggal 2 Jumadil Akhir 1386 H bertepatan dengan tanggal 17 September 1966 M pada Kongres VIII di SOLO.
Dilansir dari sejarahkohati.blogspot.com 24 Maret 2023, Secara khusus motivasi mendirikan wadah khusus keperempuanan didasarkan berbagai faktor diantaranya:
1. Semangat ke-Islaman HMI-Wati yang tinggi.
2. Semangat emansipasi wanita yang membawa keberhasilan diberbagai bidang.
3. Semangat persatuan yang didasarkan rasa senasib dalam memperjuangkan kemerdekaan fisik maupun spiritual para wanita indonesia.
4. Rasa tanggung jawab yang besar dalam membangun masyarakat.
5. HMI-Wati mempunyai cita- cita yang mulia, untuk itu memerlukan wadah dalam membina dan mengembangkannya.
6. HMI sendiri membutuhkan kekuatan massa yang besar dalam segala aspek perjuangan.
Berbagai Latar Belakang berdirinya KOHATI, juga dijelaskan dalam buku Korps HMI Wati Dalam Sejarah 1966-1994 yaitu:
Pertama, Perjuangan HMI makin meningkat sesuai dengan gerakan perjuangan bangsa.
Terutama pada masa peralihan dari orde lama menuju orde baru. Peningkatan kesadaran kaum wanita dan masyarakat pada umumnya untuk aktif dalam aspek kehidupan semakin besar.
Oleh karena itu, dalam rangka pencapaian tujuan HMI lebih maksimal, dilakukanlah pembagian tugas yang lebih efektif dengan memanifestasikan dari pembagian tugas tersebut.
Maka dikembangkanlah lembaga- lembaga khusus, seperti Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam, Lembaga Pers Mahasiswa Islam, Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam, Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan anggota.
Kesadaran untuk lebih meningkatkan peranan dan aktifitas HMI- Wati telah mendorong terbentuknya Korps HMI-Wati (KOHATI). Jika dikatakan HMI merupakan kader ummat dan kader bangsa, dengan demikian HMI-Wati turut serta bersamanya menjadi kader wanita Islam.
Untuk itu sudah sewajarnyalah jika HMI-Wati melakukan suatu usaha untuk meningkatkan kualitas dan perananya dalam setiap gerak HMI.
Kedua, dapat di kutip disini keterangan Anniswati Rokhlan (ketua umum pertama KOHATI PB HMI) yang dimuat dalam majalah KOHATI sebagai berikut: Banyak sekali arti yang dapat diambil dari eksistensi KOHATI dalam HMI.
Semula memang maksud didirikanya KOHATI adalah pengerahan massa dalam KAP (Kesatuan Aksi Peganyangan) GESTAPU/PKI, dimana kita ikut berpartisipasi aktif, dalam bentuk Departemen Keputrian, paling- paling hanya tiga atau empat orang saja yang bersedia bekerja, yang lain hanya menonton saja.
Dengan demikian korps HMI-wati, maka banyak HMI-Wati yang ambil bagian, sehingga dengan demikian lebih banyak kegiatan yang dilakukan dan lebih banyak HMI-Wati yang belajar dari pengalaman di HMI. Dengan kata lain pembinaan HMI-Wati sebagai anggota HMI menjadi lebih riil. .
Ketiga, mengutip keterangan Yulia Mulyati Mantan Sekretaris Umum KOHATI PB yang pertama beliau mengatakan bahwa yang mendorong didirikanya KOHATI adalah karena dibentuknya berbagai korps dalam angkatan bersenjata sebagai wadah khusus perempuan, seperti Angkatan Laut punya KOWAL, Angkatan Darat punya KOWAD, Angkatan Udara punya KOWAU,
Angkatan Kepolisian punya POLWAN, maka HMI punya KOHATI. Tujuan dari terbentuknya berbagai korps tersebut adalah untuk mengerahkan masa dalam menghadapi komunis.
Yulia juga mengatakan gambaran sebenarnya yang mendorong berdirinya KOHATI adalah untuk pembentukan kader- kader HMI-Wati yang dapat membawakan aspirasi HMI dimanapun berada, disamping itu juga kualitas dan kuantitas HMI-Wati semakin meningkat sehingga dirasakan sangat penting adanya sebuah wadah yaitu KOHATI.
Mengutip pendapatnya Nurhayati Jamaz mengungkapkan bahwa situasi sosial-politik pada sekitar tahun 1966 menyebabkan timbulnya hasrat dan semangat dari seluruh unsur masyarakat yang ada untuk mempersatukan kekuatan dalam menumpas gerakan PKI pada waktu itu.
PKI merupakan lawan ideologis HMI yang masuk melalui pintu gerakan perempuan (GERWANI). Upaya HMI untuk bersentuhan langsung pada gerakan keperempuanan membawa konsekwensi logis masuknya HMI ke kancah perjuangan gerakan perempuan, baik formal maupun informal.
Sebagai langkah taktis untuk masuk ke wilayah perempuan akan lebih efektif bila HMI memiliki kelompok kepentingan (interest-group) yang dapat diperhitungkan sebagai bagian langsung dari gerakan perempuan yang berbasis organisasi perempuan.
Ada dua alasan yang paling mendasar dibentuknya KOHATI yaitu:
Secara Internal
Departemen keputrian yang ada pada waktu itu sudah tidak mampu lagi menampung aspirasi para kader HMI-Wati, disamping basic-needs anggota tentang berbagai persoalan perempuan kurang bisa di fasilitasi oleh HMI.
Dengan hadirnya sebuah institusi yang secara spesifik diharapkan mampu menampung aspirasi HMI-Wati juga diharapkan HMI-Wati secara internal memiliki keleluasaan untuk mengatur diri mereka sendiri dan lebih memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan organisasi yang muncul dari basic-needs anggotanya sendiri yaitu kader HMI-Wati.
Secara Eksternal
HMI mengalami tantangan yang cukup pelik dikaitkan dengan hadirnya lawan ideologis HMI yaitu komunis yang masuk melalui pintu gerakan perempuan (GERWANI).
Selain itu maraknya pergerakan perempuan yang ditandai dengan munculnya organisasi perempuan dengan berbagai pariasi bentuk ideologi, pilihan isu, maupun strategi gerkannya membuat HMI harus merapatkan barisannya dengan cara terlibat aktif dalm kancah gerakan perempuan yang berbasis organisasi perempuan.
Atas dasar pertimbangan itulah pada tanggal 17 September 1966 M bertepatan dengan 2 Jumadil Akhir 1386 H pada Kongres VIII di Solo dideklarasikan KOHATI dan terpilihlah Anniswati Rokhlan sebagai Ketua Umum KOHATI pertama pada saat itu.
Editor: Herdi