Ferry Irwandi Salurkan 2,6 Ton Bantuan untuk Korban Bencana Sumatra, Soroti Lambannya Respons Negara

Ferry Irwandi

Aktor sekaligus content creator Ferry Irwandi kembali mencuri perhatian publik, bukan lewat karya hiburan, melainkan aksi kemanusiaan berskala besar di tengah bencana yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra. Berkolaborasi dengan Kitabisa.com, Ferry dan timnya menyalurkan 2,6 ton bantuan pangan dan logistik untuk warga terdampak—sebuah langkah cepat yang kontras dengan keluhan publik terkait lambannya respons pemerintah daerah maupun pusat dalam penyediaan bantuan awal.

Lewat unggahan di Instagram, Ferry menegaskan bahwa sebagian titik terdampak belum tersentuh dapur umum yang memadai.

“2,6 ton hari ini kita prioritaskan untuk makanan bergizi siap makan, karena masih banyak daerah yang belum ada dapur umum,” tulisnya.

Pernyataan tersebut dinilai sejumlah pengamat sebagai kritik tidak langsung terhadap kesiapsiagaan pemerintah dalam mitigasi pascabencana, terutama terkait distribusi logistik dan penyediaan fasilitas dasar.

Solidaritas Publik Menjawab Kekosongan Layanan Dasar

Dalam empat hari penggalangan dana, Kitabisa.com mencatat puluhan ribu donatur ikut terlibat. Lonjakan solidaritas warga ini dipandang sebagai indikator bahwa masyarakat kini semakin mengambil peran ketika negara dinilai tidak cukup cepat menjangkau wilayah terdampak.

Selain makanan siap santap, bantuan Ferry dan Kitabisa juga mencakup:

  • pembalut dan popok,

  • susu siap minum serta perlengkapan bayi/ibu menyusui,

  • selimut dan pakaian,

  • beras berkualitas.

Pihak Kitabisa bahkan menyebut solidaritas masyarakat sebagai “bukti bahwa warga bergerak ketika warga lainnya kesusahan”.

Institusi Negara Turut Terlibat, Tapi Gerakan Sipil Lebih Dominan

Meski gerakan ini berangkat dari inisiatif publik, Ferry menegaskan bahwa proses distribusi terbantu oleh dukungan logistik Ditpoludara Polri serta para relawan lokal.

“Tim Kitabisa sangat terbantu dengan transportasi dari Ditpoludara dan para relawan,” ujar Ferry.

Keterlibatan aparat negara dalam logistik menegaskan adanya koordinasi, namun fakta bahwa inisiatif bantuan datang dari ranah masyarakat sipil memperkuat narasi bahwa publik kini menjadi aktor utama dalam respons bencana.

Aksi Ferry Irwandi Dinilai Tekanan Moral untuk Pemerintah

Di tengah kritik luas terhadap kebijakan kehutanan dan tata kelola lingkungan yang disorot sebagai salah satu penyebab rentetan bencana hidrologis, aksi Ferry Irwandi disebut menjadi tekanan moral bagi pemerintah pusat dan daerah agar memperbaiki sistem mitigasi.

Pengamat kebijakan publik menyebut, aksi selebritas dengan jangkauan jutaan pengikut seperti Ferry bisa memicu tekanan politik yang signifikan.

Gerakan ini juga menambah panjang daftar peran figur publik dalam menutup celah layanan negara di saat darurat.

Penyaluran bantuan akan terus dilakukan secara bertahap, dan Ferry memastikan seluruh proses diperbarui secara transparan kepada publik.

Tutup