The Upstairs: Satelit

Grup musik The Upstairs merayakan 24 tahun perjalanan karier mereka dengan cara yang sederhana namun penuh makna. Setelah peringatan ulang tahun pada 5 Oktober lalu, Jimi Multhazam dan rekan-rekannya memilih untuk menandai momen tersebut lewat perilisan ulang karya ikonik mereka, “Satelit”.

Bagi Jimi, lagu Satelit versi 2025 bukan sekadar daur ulang atau nostalgia semata, melainkan penanda penting dalam perjalanan kreatifnya.

Satelit jadi titik itu buat gue, pencapaian lirik yang paling berarti,” ujar Jimi Multhazam dalam keterangan tertulis yang diterima pada Minggu (19/10/2025).
“Prosesnya tidak sebentar. Saya benar-benar mencari keseimbangan agar energi elektroniknya tetap terasa dinamis dan hidup, bukan sekadar ritme yang datar,” tambahnya.

Versi terbaru Satelit menghadirkan nuansa yang “memompa tapi tetap hangat” — perpaduan antara semangat futuristik dan jejak nostalgia khas The Upstairs. Lagu ini juga menjadi refleksi atas perubahan cara Jimi menulis lirik, yang kini lebih personal dan matang.

Tak berhenti di satu versi, The Upstairs juga menyiapkan “Satelit (V.2)”, versi akustik dengan sentuhan chamber yang lebih intim. Versi ini berawal dari permainan spontan Jimi di studio, lalu dikembangkan oleh Gabby Miranda, sang keyboardist.

“Kami ingin menciptakan ruang baru dalam lagu lama. Lebih melankolis, tapi tetap punya karakter The Upstairs,” ujar Gabby.

Dari sisi visual, The Upstairs turut menghadirkan sesuatu yang berbeda. Mereka merilis video musik Satelit yang digarap menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI). Proyek ini dikerjakan oleh Caezz (AI Artist) dan Ricky Malau (Story), yang menampilkan interpretasi visual futuristik sesuai semangat lagu.

“AI ini kayak alat buat mewujudkan hal-hal yang dulu cuma bisa ada di kepala. Kami pengen hasil yang dramatis dan bisa memancing interpretasi,” kata Kubil Idris, gitaris The Upstairs.

Dalam proses produksinya, sejumlah nama turut berperan penting. Rian Ajhi menangani remix dan aransemen, Haryo Widi bertugas di bagian mixing, sementara Moko Aguswan melakukan mastering. Dari sisi visual, Aliefya Stann dipercaya menggarap artwork yang memperkuat karakter retro-futuristik rilisan ini.

Berita Lainnya

Tutup