Donald Trump mengeluarkan perintah kontroversial

FILE PHOTO: U.S. President Donald Trump waves as he arrives at Palm Beach International Airport in West Palm Beach, Florida, U.S., January REUTERS/Carlos Barria/File Photo

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluarkan perintah kontroversial untuk memulai uji coba senjata nuklir pada Kamis (30 Oktober 2025) waktu setempat. Keputusan ini langsung memicu gelombang kecemasan dan kecaman dari berbagai negara dan kelompok internasional, mengingat AS telah mempertahankan moratorium uji coba nuklir sejak 1992.

Perintah tersebut dikeluarkan sebelum Trump berangkat ke Korea Selatan untuk bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Masih belum jelas apakah uji coba yang dimaksud akan berupa uji coba nuklir langsung atau sekadar uji coba sistem persenjataan. Namun, langkah Trump dipandang berpotensi memicu perlombaan senjata nuklir global.

Keputusan Trump untuk melanjutkan uji coba nuklir, dengan dalih menyamai kemampuan nuklir Tiongkok dan Rusia, telah menuai reaksi negatif dari beberapa negara dan organisasi penting:

Iran: Mengkritik langkah AS tersebut sebagai “regresif dan tidak bertanggung jawab” serta provokatif, yang mengancam keamanan global.

Jepang: Sekelompok penyintas bom atom Hiroshima dan Nagasaki, yang dikenal sebagai “Hibakusha”, mengecam keras perintah tersebut, menyebutnya “sama sekali tidak dapat diterima.” Mereka juga mengirimkan surat protes kepada Kedutaan Besar AS di Jepang, yang menyatakan bahwa perintah tersebut melemahkan upaya global untuk dunia bebas nuklir. Wali Kota Nagasaki bahkan menyatakan bahwa langkah Trump bertentangan dengan kerja keras dunia.

Tiongkok: Otoritas Beijing mengingatkan Washington untuk “mematuhi secara ketat” larangan uji coba nuklir global, mendesak AS untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas strategis global.

Rusia: Berperilaku lebih hati-hati, tetapi Kremlin menyatakan akan mengikuti jejak AS jika Washington benar-benar melakukan uji coba nuklir, meskipun mengklaim tidak melakukannya.

Sekretaris Jenderal PBB: Menekankan bahwa uji coba nuklir tidak boleh dilakukan dalam keadaan apa pun.

Dalam pernyataannya, Donald Trump mengklaim bahwa AS akan melakukan uji coba nuklir jika negara lain juga melakukannya. Ia bahkan secara implisit menuduh negara-negara seperti Rusia dan Tiongkok diam-diam melakukan uji coba nuklir.

“Kami akan melakukan beberapa uji coba, ya, dan negara-negara lain akan melakukannya. Jika mereka mau, kami akan melakukannya,” kata Trump, seraya menambahkan bahwa AS memiliki persenjataan nuklir terkuat di dunia.

Keputusan ini juga memicu perdebatan di dalam negeri AS. Laporan menunjukkan adanya perpecahan antara Pentagon (Departemen Pertahanan) dan Senat AS mengenai perlunya uji coba nuklir. Sejumlah pakar keamanan global telah menyatakan bahwa uji coba nuklir tidak diperlukan dan justru akan membuat AS kurang aman.

Banyak yang khawatir bahwa langkah Trump menandakan dimulainya perlombaan senjata nuklir baru yang dapat meningkatkan ketegangan dan risiko konflik global.

Tutup