Pertamina EP Field Tambun Ciptakan Ekonomi Baru Melalui KAPUKITA: DLH Bekasi Apresiasi
Pertamina EP Tambun Field baru-baru ini telah menciptakan Talita sebuah teknologi pengolahan air limbah terintegrasi ABR-Klorinasi.
Hal itu sebagai inovasi menurunkan kandungan pencemar air limbah domestik dengan memanfaatkan serat alam kapuk (ceiba pentandra).
Tenaga Ahli Environment Pertamina EP Field Tambun, Talitha Jocelin Indiari menyampaikan bahwa kebutuhan absorben di internal dengan mencapai 140 unit per tahun.
Absorben ini yang digunakan berbentuk booms (snake booms), dengan ukuran panjang 400 sentimeter dan lebar 20 sentimeter.
Dia menjelaskan Talita menerapkan penyaringan bertahap dengan bahan mencakup media kerikil, ijuk, pasir silika, serat alam kapuk, dan karbon aktif yang mampu menurunkan beban pencemar organik.
Ia juga menyebut inovasi Talita ini berhasil menurunkan kandungan Biological Oxygen Demand (BOD) air limbah domestik hingga 87,2 persen.
Tak hanya itu, Pertamina EP Field Tambun juga melibatkan partisipasi aktif warga sekitar melalui Bank Sampah BS21.
Bank Sampah ini berlokasi di Perumahan Villa Gading Harapan 3, Desa Kedungjaya, Kecamatan Babelan dan menjadi mitra strategis dalam pengelolaan limbah rumah tangga serta pengembangan ekonomi lokal.
Produksi absorben yang bernama KAPUKITA ini dibuat dengan bahan-bahan sederhana seperti buah kapuk, jarum dan benang, serta kain baptis.
Proses produksinya pun relatif mudah sehingga dapat dilakukan oleh masyarakat, khususnya kaum ibu rumah tangga yang ingin menambah penghasilan.
“Absorben ini tidak hanya terbatas pada sektor minyak dan gas, tetapi juga dapat memberikan manfaat signifikan bagi berbagai bidang usaha lainnya,” kata dia.
Salah satu warga Desa Kedungjaya, Babelan Bekasi, Ade Iis Sumarni dari Bank Sampah BS21 menyebut absorben KAPUKITA merupakan produk yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
Dengan biaya produksi per unit absorben diperkirakan hanya sekitar Rp22.571. Kemudian, harga jualnya mencapai Rp100.000 per unit, menghasilkan potensi laba sebesar Rp77.429 per unit.
“Ini sangat menjanjikan dan bisa menjadi peluang ekonomi baru bagi masyarakat, terutama kaum ibu rumah tangga,” ungkap Ade Iis Sumarni.
Hal ini pun didukung Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi, Disampaikan Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, Sukmawati, pihaknya mengapresiasi langkah inovatif Pertamina EP Field Tambun.
“Jika dikembangkan lebih lanjut, pemanfaatan serat kapuk sebagai absorben dapat menjadi solusi berkelanjutan untuk menjaga kelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan nilai ekonomi tanaman ini,” kata Sukmawati.