Mahasiswa Unisma Bekasi Soroti Penundaan Aksi Cipayung Plus Kabupaten Bekasi

Ilustrasi demo mahasiswa. Foto: Ricardo/JPNN.com

Sidratul Muntaha, Mahasiswa Unsima Bekasi menyesalkan soal penundaan aksi Cipayung Plus Kabupaten Bekasi pada 1 September 2025.

“Melihat hal tersebut sangat disayangkan, namun kami tetap akan senantiasa menjaga perjuangan apa yang memang disuarakan oleh rakyat, masyarakat Kabupaten Bekasi khususnya, dalam menanggapi berbagai macam polemik dan isu yang ada dimasyarakat,” kata Muntaha dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (2/9/2025).

Pihaknya juga menilai ini dari maslahat dan mudhorotnya. Sebab, sebelumnya tersiar flayer konsolidasi dan akan aksi di Pemda Kabupaten Bekasi. Namun, seling beberapa hari berikutnya secara resmi ditunda.

“Melihat ini dari segi maslahat dan mudhorotnya, Kalo memang bisa menyampaikan aspirasi langsung kenapa harus ada konsolidasi sebelumnya, Hanya saja sekali lagi disayangkan jika ada pembatalan mendadak, padahal kita sudah siap-siap untuk ikut menyampaikan aspirasi. Tapi begitu dinamika pergerakan, kita ambil hikmah nya saja,” ujar dia.

Sementara itu, Pengamat Bekasi Development Institute, Vincen, tuai menyoroti dalam penundaan aksi tersebut. Ia menilai penundaan aksi bukan semata demi menjaga kondusivitas daerah, melainkan terkait dengan dinamika politik di legislatif daerah.

“Situasi ini agak janggal. Biasanya mahasiswa tetap konsisten turun ke jalan walau ada tekanan. Publik bisa saja menilai ada bentuk kompromi dengan DPRD,” kata Pengamat Bekasi Development Institute, Vincen dalam siaran pers yang diterima.

Lebih lanjut, kata dia, dalam sejarah gerakan mahasiswa di Bekasi, jarang sekali ada aksi yang dibatalkan mendadak kecuali ada intervensi atau pertimbangan politik.

“Mahasiswa itu biasanya menjadi kekuatan moral yang lantang mengkritik. Kalau tiba-tiba memilih menunda, apalagi di tengah isu nasional yang sedang panas, wajar bila masyarakat curiga,” ungkap dia.

“Apakah ada ruang negosiasi di balik layar? Apakah ada tawar-menawar politik yang membuat mereka menahan diri? Itu pertanyaan besar,” lanjutnya.

Menurutnya, dugaan kompromi ini bisa berimplikasi buruk terhadap citra mahasiswa sebagai agen perubahan. “Kalau benar ada kompromi, mahasiswa bisa kehilangan kepercayaan publik. Mereka akan dianggap sama saja dengan politisi, mudah diarahkan dengan iming-iming atau kepentingan jangka pendek. Padahal, kekuatan moral mahasiswa justru lahir dari independensinya,” tegasnya.

Diketahui sebelumnya, informasi surat resmi yang diterima redaksi, Cipayung Plus mengirimkan surat yang ditujukan kepada Kapolres Metro Bekasi, Kombes Pol Mustofa dan surat tersebut ditandatangani langsung oleh lima pimpinan organisasi mahasiswa nasional.

Tandtangan itu antara lain oleh Ketua PC PMII Kabupaten Bekasi Muhammad Faisal Haq, Ketua DPC GMNI Kabupaten Bekasi Mustakim, Ketua Umum PC IMM Bekasi Raya Migdad Abdurrahman, Ketua PD Hima Persis Bekasi Raya Rizal Nurfalah, serta Ketua Umum HMI Cabang Bekasi Adhi Laksono Murti pada Minggu 31 September 2025.

Terpisah, perwakilan Cipayung Plus Kabupaten Bekasi, Ketua Umum Pengurus HMI Cabang Bekasi, Adhil Laksono Murti, menjelaskan pembatalan aksi 1 September 2025 dilakukan karena adanya dinamika yang muncul belakangan, termasuk potensi provokasi hingga tindakan anarkis.

“Aksi unjuk rasa yang semula akan kami laksanakan pada Senin, 1 September 2025 untuk sementara kami tunda. Dikarenakan adanya potensi provokasi dan tindakan yang mengarah pada hal-hal yang bersifat anarkisme oleh oknum yang tidak bertanggungjawab,” tegas Adhil, Senin (1/9/2025) yang dilansir dari RadarBekasi dikutip terkenal.

“Tolong jangan menyematkan stereotipe negatif terhadap temah-teman mahasiswa. Sejatinya, tindakan provokatif dan anarkis dilakukan oleh penyusup gerakan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” pungkas dia.

 

Tutup