Dedi Mulyadi buka suara kritik Atalia Praratya

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi buka suara merespon kritik anggota Komisi VIII DPR RI, Atalia Praratya, soal jumlah rombongan belajar (rombel) yang mencapai hingga 50 siswa per kelas di sejumlah SMA di wilayahnya.

Dalam videonya, Dedi menyatakan jika kebijakan itu terpaksa diambil demi mencegah tingginya angka putus sekolah.

“Saya berterima kasih atas perhatian Bu Athalia dan prihatin juga dengan kondisi ruang kelas yang terisi 43 sampai 50 siswa. Tapi itu hanya terjadi di 38 sekolah, dan langkah ini kami ambil karena terpaksa,” kata Dedi Mulyadi.

“Mereka tinggal dekat sekolah. Kalau dipindahkan, risikonya mereka tidak bisa sekolah,” tambahnya.

Dedi juga menanggapi perbandingan yang dilontarkan Athalia terkait kapasitas kelas Sekolah Rakyat yang hanya memuat 25 siswa per ruang. Ia menilai perbandingan itu kurang tepat.

Menurutnya, Sekolah Rakyat merupakan inisiatif khusus yang mendapatkan dukungan langsung dari Presiden sebagai bentuk keberpihakan terhadap anak-anak dari keluarga miskin.

“Tidak bisa disamakan dengan sekolah negeri biasa. Sekolah Rakyat itu program khusus dari Presiden untuk menciptakan kelas menengah baru dari anak-anak miskin. Dan saya mendukung penuh itu,” ujarnya.

“Sejak 2020, pembangunan sekolah baru sangat minim. Tahun itu kami tidak membangun satu pun SMA atau SMK. Baru di 2021 dibangun dua unit, lalu satu unit pada 2022, enam unit pada 2023, lima unit di 2024, dan tahun ini 15 unit,” sambungnya.

Dedi berjanji bakal meningkatkan jumlah pembangunan sekolah secara signifikan pada 2026.

“Insya Allah tahun depan saya akan bangun 50 unit sekolah agar anak-anak di Jawa Barat bisa mendapat pendidikan yang layak,” pungkasnya.

Tutup