Menurut Psychology Today, tidak semua orang yang pernah berselingkuh akan mengulanginya lagi. Sebagian besar orang yang berselingkuh memang akan mengulanginya lagi karena dipicu oleh berbagai macam faktor.
“Bahkan bisa sampai suicide (bunuh diri, red) karena tak bisa menyelesaikan masalah perselingkuhannya,” kata dia dalam webinar yang ditayangkan di YouTube KASN.
Lebih lanjut, dia mengatakan perselingkuhan merupakan pelanggaran sebuah kepercayaan, pengkhianatan atau pemutusan kesepakatan dalam sebuah hubungan.
“Terdapat tiga tahapan ketika seseorang melakukan selingkuh, yaitu lust (nafsu), attraction (ketertarikan), dan attachment (keterikatan),” ungkapnya.
Kemudian, dalam fase lust adalah pintu masuk perselingkuhan, yang merupakan kondisi psikologis yang memunculkan nafsu karena hormon testosteron dan estrogen mendominasi.
Lalu pada fase attraction, seseorang akan makin mencari tahu mengenai informasi tentang orang yang menarik baginya sebagai bentuk reward.
Pada tahap emotional affair tersebut, sambungnya, seseorang yang selingkuh biasanya akan mulai berdandan ke kantor, mulai bohong ke pasangannya, mulai menghabiskan waktu di kantor lebih lama.
“Kalau bisa dinas di luar kota, atau mulai texting-texting tanpa diketahui pasangannya,” tuturnya.
Tak hanya itu, ketika gejala tersebut tidak diobati, selanjutnya akan masuk ke fase attachment. Pada fase ini kata dia, hormon yang terlibat adalah vasopressin dan oxytocin sehingga sulit untuk dipisahkan.
Pihaknya mengimbau kepada ASN maupun Pejabat dan juga masyarakat awam agar dapat menghindari perbuatan selingkuh. Karena, kata dia, selingkuh bukanlah solusi dari masalah tetapi justru menambah masalah.
“Bagi korban perselingkuhan akan membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk bisa masuk ke dalam pemulihan,” jelasnya.