Politisi Eko Patrio Sebut Kerjasama Indonesia-Amerika Lebih Untung daripada China

Poltisi Partai Amanat Nasional (PAN) Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio. Foto: Andra/terkenal.co.id

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI sekaligus politikus Partai Amanat Nasional (PAN), Eko Hendro Purnomo atau yang akrab disapa Eko Patrio, menyebut bahwa kerja sama Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) dinilai lebih menguntungkan dibanding dengan China.

Menurut Politisi Eko Patrio , model bisnis Amerika lebih berfokus pada sektor infrastruktur berskala besar, berbeda dengan China yang lebih menekankan pada produksi massal. Ia menilai pendekatan China justru dapat merugikan pelaku UMKM lokal.

“Amerika itu bisnisnya lebih ke infrastruktur besar, sedangkan China lebih ke produksi massal. Ini berdampak pada kebutuhan konsumsi masyarakat bawah, yang justru lebih disasar oleh produk-produk dari China,” ujar Eko kepada media, Rabu (17/7).

Lebih lanjut, Eko menganggap produk-produk dari China sebagai ancaman serius yang harus difilter ketat oleh pemerintah. Sementara itu, produk dari AS cenderung tidak langsung bersaing dengan sektor ekonomi kecil.

“Kalau menurut saya, yang paling berbahaya justru serbuan produk dari China. Kalau dari Amerika, produknya lebih ke energi, infrastruktur, pesawat, dan bukan untuk konsumsi bawah,” jelasnya.

Tarif Impor Turun Jadi 19 Persen, DPR Apresiasi Pemerintah

Eko juga memberikan apresiasi atas keberhasilan pemerintah dalam melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat yang menghasilkan penurunan tarif impor dari 32 persen menjadi 19 persen. Ia menyebut proses negosiasi tersebut tidak mudah dan memerlukan upaya diplomasi tingkat tinggi.

“Saya apresiasi kerja keras pemerintah. Negosiasi seperti ini tidak mudah, bolak-balik Jakarta–Washington DC itu butuh 35 jam perjalanan. Ini bukan negosiasi yang bisa dilakukan hanya lewat telepon,” kata Eko.

RI Jadi Negara ASEAN dengan Tarif Impor Terendah dari AS

Ia juga mengungkapkan bahwa Indonesia kini menjadi negara dengan tarif impor terendah di antara negara-negara ASEAN dalam kerja sama perdagangan dengan Amerika Serikat.

“Kalau dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lain, kita paling rendah. Laos 40%, Thailand 30-an persen, Vietnam 20%, sementara kita 19%. Ini patut kita banggakan,” tambah Eko.

Pembelian 50 Pesawat Boeing Dinilai Strategis

Dalam kesempatan yang sama, Eko turut menanggapi rencana pembelian 50 unit pesawat Boeing oleh Indonesia sebagai bagian dari penguatan sektor dirgantara nasional.

“Menurut saya itu langkah bagus, karena Garuda Indonesia sedang membutuhkan pesawat-pesawat baru. Mumpung ada kerja sama dengan Amerika, tentu akan ada harga-harga yang bisa dinegosiasikan lebih baik,” tutupnya.

Tutup