Simak! Inilah Alasan Kenapa Kamu Sulit Menabung
Kenikmatan duniawi sering kali membuat kita lupa diri. Scroll media sosial sebentar saja, rasanya seperti dihantam gelombang godaan seperti promo makanan baru, diskon fashion kekinian, staycation instan, hingga gadget edisi terbatas.
Gaya hidup serba cepat dan konsumtif telah menjadi bagian dari realitas urban masyarakat Indonesia, terutama generasi muda. Tanpa sadar, kita sering terjebak dalam self-reward berkedok healing, yang berujung pada satu hal: keuangan bocor halus. Kita terus jajan, padahal tabungan makin tipis.
Fenomena ini menunjukkan bahwa menahan diri bukan cuma soal keuangan, tapi juga soal kesadaran dan kebiasaan. Menikmati hidup sah-sah saja, tapi tetaap punya kontrol.
Salah satu bentuk kontrol diri yang penting adalah dengan menabung. Tapi sayangnya, kalau cara menabungnya salah, bukannya untung malah bisa buntung. Lalu, seperti apa saja kebiasaan menabung yang kurang tepat?
1. Tidak konsisten menabung
Konsistensi adalah kunci, termasuk saat menabung. Tidak masalah berapa besar nominalnya, yang penting rutin. Sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit. Jangan sampai bulan ini semangat menabung, bulan depan lupa karena tergoda belanja.
Sering pula kejadian, saat ada sisa baru menabung, saat tidak ada sisa maka akan dilewati begitu saja. Menabung harus diperlakukan sebagai prioritas, bukan opsional.
Ingat, kamu hidup bukan hanya untuk hari ini, tapi juga untuk masa depan.
2. Tidak ada alokasi khusus untuk menabung
Kalau kamu hanya menabung dari sisa uang di akhir bulan, bisa-bisa tabunganmu gak pernah terisi. Ini cara menabung yang kurang efektif.
Lebih baik alokasikan dana tabungan di awal bulan, idealnya 5–10% dari penghasilan bulanan. Kalau bisa lebih, tentu lebih baik. Dengan begitu, kamu tetap bisa menabung meski pengeluaran bulanan cukup padat.
3. Tidak punya tujuan menabung
Hidup yang hanya go with the flow memang terasa ringan, tapi kurang terarah. Begitu juga menabung. Tanpa tujuan yang jelas, motivasi untuk menabung bisa cepat luntur.
Cobalah tetapkan tujuan spesifik seperti dana darurat, liburan, biaya nikah, atau DP rumah. Menabung dengan tujuan membuat prosesnya terasa lebih bermakna dan terarah.
4. Tidak memisahkan rekening tabungan
Setia itu penting, namun tidak untuk satu rekening. Menggabungkan tabungan dan pengeluaran sehari-hari dalam satu rekening bisa jadi jebakan.
Gunakan rekening terpisah khusus untuk menabung. Ini akan memudahkanmu melacak perkembangan tabungan dan menghindari godaan untuk menggunakannya sewaktu-waktu. Ingat, rekening tabungan sebaiknya tidak mudah disentuh.
5. Menganggap menabung harus dengan nominal besar
Banyak orang merasa tidak bisa menabung karena penghasilan kecil, atau malu menabung dengan nominal yang dianggap tidak signifikan.
Padahal, menabung bukan soal besar kecilnya nominal, tapi soal konsistensinya. Mulai dari Rp50.000 atau Rp100.000 pun tidak masalah. Asalkan ada niat dan kamu melakukannya secara rutin.