Kementerian Transmigrasi Luncurkan Beasiswa Patriot

Sebagai langkah awal, Kementerian Transmigrasi akan menerjunkan Tim Ekspedisi Patriot pada akhir 2025. Tim ini terdiri dari para akademisi dan lulusan sarjana dari tujuh perguruan tinggi ternama di Indonesia: Institut Teknologi Bandung (ITB), IPB University, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Diponegoro (Undip), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Kementerian Transmigrasi menargetkan pemberian Beasiswa Patriot kepada 2.000 peserta pada tahun 2026. Program ini dirancang untuk mencetak generasi pemimpin baru yang tidak hanya melanjutkan studi mereka hingga jenjang doktoral, namun juga berkomitmen mendukung pengembangan wilayah transmigrasi di Indonesia.

Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman Suryanagara menyampaikan bahwa beasiswa tersebut terbuka bagi pendidikan jenjang sarjana hingga doktoral, baik di perguruan tinggi dalam maupun luar negeri. Menurutnya, program ini merupakan bagian dari upaya strategis pemerintah dalam memberdayakan sumber daya manusia (SDM) di wilayah-wilayah transmigrasi yang potensial namun belum tergarap optimal.

“Program ini bertujuan untuk mendidik dan memberdayakan generasi pemimpin baru yang akan mengembangkan dan mengelola daerah transmigrasi dengan visi dan integritas tinggi,” ujar Sulaiman dalam pernyataannya di Jakarta, dikutip pada Kamis (12/6/2025).

Setelah menyelesaikan studi, para penerima Beasiswa Patriot akan ditempatkan di kawasan transmigrasi guna mendampingi masyarakat setempat dalam mengembangkan potensi wilayah, termasuk sumber daya alam, sektor strategis, hingga potensi infrastruktur lokal.

Sebagai langkah awal, Kementerian Transmigrasi akan menerjunkan Tim Ekspedisi Patriot pada akhir 2025. Tim ini terdiri dari para akademisi dan lulusan sarjana dari tujuh perguruan tinggi ternama di Indonesia: Institut Teknologi Bandung (ITB), IPB University, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Diponegoro (Undip), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Tim Ekspedisi Patriot akan melakukan riset lapangan untuk mengidentifikasi potensi wilayah transmigrasi, mencakup sektor sumber daya alam, budaya, dan peluang pembangunan infrastruktur yang bisa menarik investasi masa depan.

“Mereka bukan hanya peneliti, tetapi juga akan berperan sebagai mentor dan pendamping bagi penerima Beasiswa Patriot. Tahun ini kami targetkan 2.000 peserta untuk program ekspedisi tersebut,” jelas Iftitah.

Langkah ini juga menjadi bagian dari visi besar Presiden RI Prabowo Subianto dalam membangun SDM nasional. Pemerintah berkomitmen membangun 200 sekolah rakyat setiap tahun bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, merenovasi 11.000 sekolah di seluruh Indonesia, serta menyalurkan 20.000 beasiswa untuk mempercepat pemerataan pendidikan.

“Prasarana utama suatu bangsa adalah sumber daya manusianya. Masa depan transmigrasi bukan hanya relokasi, tetapi pemerataan kesejahteraan,” pungkas Menteri Iftitah.

Langkah ini diharapkan menjadi katalis dalam menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar Pulau Jawa melalui pendekatan pembangunan berbasis SDM dan data lapangan yang akurat.

Tutup