Kemendiktisaintek siapkan anggaran riset pertanian

Kemendiktisaintek.

Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) menyiapkan anggaran riset pertanian sebesar Rp20 miliar hingga Rp40 miliar guna mendukung peningkatan produktivitas sektor pertanian dan mewujudkan kemandirian pangan nasional.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, mengatakan riset ini difokuskan pada komoditas strategis untuk mengurangi ketergantungan impor dan meningkatkan ketahanan pangan sesuai visi Presiden Prabowo Subianto.

“Kita klasterkan menjadi empat komoditas utama untuk tahap awal, dan nanti juga akan kita kembangkan hilirisasi 12 komoditas tambahan. Anggaran yang kita siapkan berkisar Rp20 miliar hingga Rp40 miliar untuk mendukung riset dan inovasi ini,” ujar Brian.

Empat komoditas utama yang menjadi fokus adalah gandum, kedelai, jagung, dan bawang putih. Riset tersebut akan melibatkan para guru besar dan dosen dari 54 perguruan tinggi di seluruh Indonesia yang telah menyiapkan proposal riset sesuai klasterisasi yang disepakati bersama Kementerian Pertanian.

Menurut Brian, riset ini tidak dimulai dari awal karena banyak penelitian sebelumnya sudah ada. Sekarang, riset diarahkan agar hasilnya bisa langsung diterapkan di lapangan dan dikomersialkan.

“Timnya akan berbentuk konsorsium terpadu dari hulu hingga hilir, melibatkan perguruan tinggi, kementerian, lembaga riset, industri, dan unsur standardisasi. Targetnya adalah menghasilkan inovasi pertanian yang langsung bisa diimplementasikan dan dikomersialkan,” tambah Brian.

Program riset ini akan berjalan selama tiga tahun dengan skema tahunan dan luaran terukur. Termasuk peningkatan kapasitas produksi per hektare yang dapat langsung diterapkan oleh masing-masing konsorsium.

Empat tim konsorsium atau flagship akan bekerja simultan, mencakup penelitian, pengembangan varietas, teknologi budidaya, pengendalian hama, hingga pemanfaatan alat dan mesin pertanian yang terintegrasi.

Brian berharap model riset ini dapat menjadi contoh kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan industri yang memberikan dampak nyata bagi kemandirian pangan Indonesia. Ia juga ingin model serupa direplikasi untuk sektor lain seperti semikonduktor dan kecerdasan buatan.

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan Kementerian Pertanian bersinergi penuh dengan Kemendiktisaintek untuk riset peningkatan produksi empat komoditas tersebut.

“Kami teliti bagaimana meningkatkan produktivitas, melibatkan perguruan tinggi yang memiliki keahlian. Gandum, kedelai, jagung, dan bawang putih akan kami dorong agar produksinya melampaui standar nasional,” jelas Andi Amran.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menambahkan bahwa riset ini akan fokus pada hasil nyata, bukan hanya publikasi ilmiah.

“Kami bentuk konsorsium riset dari hulu ke hilir, dengan tim khusus untuk setiap komoditas. Tim ini mengintegrasikan akademisi, peneliti Kementan, dan pelaku industri,” ujar Sudaryono.

Contoh konkretnya adalah riset pada bawang putih, yang dilakukan mulai dari pengembangan benih unggul hingga strategi pemasaran. Dengan demikian, hasil riset bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh petani dan industri.

Tutup